budaya

Edukasi Pengelolaan Sampah Lewat Pertunjukan Unik Wayang Sampah di Jagongan Wagen Episode 150 di PSBK

Senin, 30 Oktober 2023 | 22:01 WIB
Salah satu adegan dalam pertunjukan wayang sampah Opera Si Plastik. (Teguh Priyono )

HARIAN MERAPI - Isu sampah menjadi sesuatu yang menarik untuk diangkat sebagai topik dalam seni pertunjukan.

Terlebih media seni yang digunakan pun unik serta berkonsep pada seni pertunjukan tradisi wayang.

Mengusung lakon "Opera Si Plastik" Kelompok Wayang Sampah (Wangsa) berasal dari Surakarta, menggelar pertunjukan berdurasi 1,5 jam di Pusat Seni Bagong Kussudiardja (PSBK), Kembaran, Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Bantul, Sabtu (28/10/2023) malam.

Baca Juga: Jembatan kaca di Banyumas ternyata belum berizin

Setting panggung memanfaatkan konsep pertunjukan wayang golek dengan memadukan artistik bermuatan teknologi kekinian menempatkan Overhead Projector (OHP) yang menampilkan beragam tayangan gambar sebagai latar pendukung cerita.

Sehingga penampilan wangsa terkesan hidup dan tidak membosankan.

Teknik pemanggungan ini menurut salah seorang anggota Wangsa, Konde sengaja didesain agar ada kedekatan dengan penonton sehingga edukasi yang hendak disampaikan terkait pengelolaan sampah dan lingkungan dapat diterima dengan mudah oleh penonton.

"Wayang adalah media seni yang sangat populer dan memiliki kedekatan emosional yang kental dalam masyarakat, sehingga pesan cerita dapat tersampaikan," tutur Konde yang memiliki nama asli Muhammad Sulthoni dalam sesion dialog seusai pertunjukan yang memukau penonton jenak duduk lesehan dalam pertunjukan itu.

Baca Juga: Ekonomi global 'unpredictable'. Menkeu Sri Mulyani pun tidak mudah memprediksi

Meski secara gagas cerita sangat sederhana, namun berkat dukungan setting, tata lampu serta ilustrasi musik yang demikian menarik pertunjukan Wangsa boleh dibilang sukses merebut perhatian penonton.

Selain semua tokoh wayang dibuat dari sampah plastik yang didaur ulang. Sejumlah alat musik yang dijadikan pengiring pun terbuat dari pemanfaatan sampah.

Seperti gong konde, Hong geser, saron kaca, gender kaca, bonang botol, bonang tabung gas, kendang, siter, rebab dan suling berbahan paralon.

Baca Juga: Diduga penyakit jantung kambuh, warga Kepakaran Yogyakarta meninggal di sawah

Seperti halnya pagelaran wayang kulit umumnya, dalam pertunjukan Wangsa ini juga mengadopsi pakem wayang Purwa.

Halaman:

Tags

Terkini

Panen Sastra Diisi Diskusi dan Bedah Buku Sastra

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB