Perjuangan Ki Lenging membutuhkan waktu 1000 hari. Lamanya waktu karena lokasi di pegunungan, penuh batuan sementara peralatan tradisional yang digunakan yakni cangkul dan sabit.
Tiap hari Ki Lenging membawa satu kupat untuk konsumsi. Dalam mewujudkan saluran air yang kini dinamai Slenging itu dibantu oleh Nyai Lenging.
Camat Kandangan Hari Nugroho mengatakan tradisi untuk mempertahankan tradisi budaya dan menjaga kelestarian lingkungan serta sumber mata air.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung Hendra Sumaryana mengatakan sadranan sewu kupat sebagai momentum untuk menggali kembali kearifan lokal dan menanamkan pada generasi penerus.
"Tradisi ini akan dimasukkan dalam kalender wisata, dikemas lebih baik dan dipromosikan ke tingkat propinsi," kata dia.
Dia menyampaikan apresiasi pada masyarakat dengan pelaksanaan tradisi tersebut, yang berdampak positif bagi kehidupan warga.
Yang dampak positif itu yang dapat dirasakan nyata di antaranya kelestarian lingkungan sehingga debit sumber mata air tetap besar dan bisa mengaliri persawahan. *