HARIAN MERAPI - Partai Komunis Indonesia (PKI) dinilai sebagai kelompok pengkhianat bagi NKRI. Inilah perjalanan PKI di Indonesia yang ternyata sudah ada sejak Pemerintahan Hindia Belanda.
Sepak terjang tokoh komunis sampai bernama PKI ini terus berjalan dari waktu ke waktu. Berawal dari organisasi beranggotakan buruh, para tokoh sosialis dari Belanda menggarap Indonesia yang masih di bawah pemerintahan Kolonial Belanda.
Sebelum bernama PKI, pada 9 Mei 1914 di Indonesia berdiri organisasi bernama Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV).
Paham sosialis ini terus berkembang di Hindia Belanda (Indonesia) dan ajaran ini masuk ke kalangan Bumiputera rakyat Indonesia. ISDV adalah cikal bakal terbentuknya Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca Juga: Dua perwira TNI AD di Jogja ikut jadi korban G30S PKI 1965, jenazahnya dikubur di Kentungan
Banyak kaum Bumi Putera bergabung ISDV diantaranya seperti Semaun, Darsono, Alimin dan Muso. Mereka kemudian terus bergerak melawan kapitalisme pemerintahan Hindia Belanda.
Pada tahun 1920, ISDV berganti nama dengan PKH (Perserikatan Komunis Hindia Belanda)
Anggota mereka sebagian besar adalah kaum buruh dan tani. Dengan dalih membela rakyat, PKH ini pada tahun 1924 alih nama lagi menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Kemudian pada tahun 1926-1927 melancarkan gerakan demo besar besaran dan memberontak kepada pemerintahan Hindia Belanda dengan cara membuat kerusuhan.
Pemberontakan PKI ini ini berhasil dipadamkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Selanjutnya tokoh komunis dibuang ke Rusia, seperti Semaun, Alimin dan Muso.
Saking kesalnya, Pemerintah Hindia Belanda kesal terhadap ulah kelompok ini (PKI) lalu dilarang dan dibubarkan.
Baca Juga: Ini surat keputusan presiden soal pembubaran PKI, setelah Supersemar
Para pemimpin ke Moskow (dibuang), korbannya ribuan petani dan buruh ditangkap oleh Pemerintah Hindia Belanda dan sengsara ada yang disiksa dan bahkan digantung. Sementara pimpinannya enak-enak di Rusia. PKI redup dan hilang tidak ada lagi suaranya.
Dalam perjalanan perjuangan kelompok nasionalis dan ulama dalam catatan sejarah terus berjalan dan terus bekerja keras agar Indonesia segera merdeka.
Dari berbagai sumber di medsos dan yang dihimpun harianmerapi.com dari ceramah IB Habib Rizieq Syihab di channel youtube Memory Dakwah, diceritakan pada Mei 1914 saat Indonesia masih dijajah Belanda, datang tidak kurang 85 tokoh Partai Sosialis Belanda ke Indonesia.