Kasus kebakaran menjadi sorotan Damkar Satpol PP Sukoharjo dengan terus melakukan upaya menekan kejadian.
Salah satu bentuknya yakni dengan memperbanyak kegiatan sosialisasi dan edukasi masyarakat.
Disisi lain, kemampuan petugas juga ditingkatkan dengan memberikan pembekalan. Selain itu juga menambah perlengkapan peralatan.
Sebanyak 35 kasus kebakaran yang terjadi pada periode Januari sampai Juli 2022 terjadi karena faktor kelalaian manusia seperti meninggalkan sumber api masih menyala, korsleting listrik, oven kayu dan lainnya.
"Saat membakar sampah masih banyak warga meninggalkan sumber api dan akhirnya merembet."
"Menggunakan colokan kabel listrik berlebih atau menggunakan kabel tidak sesuai standar hingga mengakibatkan korsleting listrik."
"Menggunakan oven saat mengeringkan kayu dalam jumlah banyak hingga memicu kebakaran. Faktor kelalaian manusia seperti ini terus kami tekan agar kasus kebakaran dikemudian hari menurun," ujarnya.
Margono menekankan, kebakaran mengakibatkan korban mengalami kerugian harta benda dan jiwa.
Damkar Satpol PP Sukoharjo terus berusaha meneka dengan mengingatkan terus masyarakat untuk mewaspadai kejadian kebakaran.
"Termasuk kami ingatkan dimana banyak masyarakat membangun rumah atau tempat usaha tinggi dilengkapi besi pengaman sehingga menyulitkan pemiliknya atau petugas saat kebakaran terjadi."
"Minimal memiliki alat pemadam kebakaran atau pintu darurat agar saat kebakaran tidak terjebak di dalam dan rawan menimbulkan korban jiwa," lanjutnya.
Damkar Sukoharjo berharap kejadian kebakaran setelah ini tidak ada temuan lagi. Kalaupun ada, Margono mengatakan jumlahnya diharapkan tidak banyak.
"Di perkantoran, tempat usaha dan bangunan lain sudah kami sasar mendapat sosialiasi penanganan kebakaran. Termasuk sudah kami minta menyediakan alat pemadam kebakaran ringan," lanjutnya.
Margono menambahkan, kewaspadaan kebakaran terus dilakukan tanpa melihat peralihan cuaca. Sebab kebakaran terjadi tidak hanya saat musim kemarau saja, tapi juga saat hujan.