peristiwa

Fakta-fakta Kekurangan Beras dan Harganyadi Yogyakarta Menjelang Gerakan 30 September 1965

Jumat, 1 Oktober 2021 | 05:54 WIB
Ilustrasi - TNI, Polri dan petani memanen padi di areal persawahan di Soropadan Pringsurat Temanggung. Pemerintah menggenjot hasil beras untuk mencapai ketahanan pangan (Foto: Arif Zaini Arrosyid)

Baca Juga: Tumbal Pesugihan Monyet 3: Rantai Besi Melilit Anak-anak yang Dijadikan Budak

Pada 1965, beras giling antara Rp3,25 sampai Rp4,0 rupiah. Dua tahun kemudiani harga beras giling antara Rp4,34 hingga Rp5,49. Harga beras giling menjadi antara Rp30,07 sampai 36,91 di tahun 1962.

Di 1964 harga beras telah Rp153,88 hingga Rp186,10, sedangkan harga beras pada 1965 telah mencapai Rp543,40 sampai Rp603,30. Disini ada kenaikkan harga beras sangat sangat tinggi di pasar.

Beras menjadi makanan yang istimewa dan tidak setiap hari orang bisa merasakannya. Dalam seminggu, dua atau tiga hari saja orang memakan beras, selebihnya mereka mengonsumsi makanan lainnya yang gizinya lebih rendah dan murah, seperti tiwul dan gogek.

 Baca Juga: Rekomendasi dan Spesifikasi Laptop Untuk Mahasiswa Di Tahun 2021, Mulai Dari 2 Jutaan

Kondisi masyarakat yang menyedihkan tersebut dialami pula oleh mahasiswa. Mereka juga mengonsumsi tiwul atau nasi dengan kualitas yang sangat jelek. Kondisi ini akan semakin parah apa bila wesel atau kiriman uang dari orang tua terlambat diterima oleh mahasiswa.

Demikian fakta-fakta terkait produksi beras dan harganya di Yogyakarta menjelang Gerakan 30 September 1965. *

Halaman:

Tags

Terkini

KPK OTT Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:00 WIB