Pasalnya, ada beberapa hal yang harus dikaji secara mendalam dan benar-benar memakai hati.
"Kalau dipindah ke Pasar Rejosari, lingkungan di sana harus dikondisikan. Kami justru khawatir, malah dikorbankan," ujarnya.
"Jangan sampai kami nanti dituding jadi menyebabkan dampak perpindahan pasar pagi di kawasan Rejosari dan benturan dengan warga di daerah tersebut," ujarnya.
Ia meminta kepada Pemkot Salatiga, agar pengurus dan paguyuban pedagang Pasar Pagi Salatiga dilibatkan dalam tim pengkaji transfer sampai tuntas dan tidak ditinggalkan.
Baca Juga: Sewa scaffolding untuk proyek palsu, dan ternyata dijual. Dua Sindikat ditangkap polisi
Walikota Salatiga Robby Hernawan mengatakan perpindahan pedagang Pasar Pagi Salatiga, karena adanya penataan di Jensud dan demi kepentingan pembangunan.
Dikatakan segera dilakukan revitalisasi di lahan Pasar Raya 2 yang akan dibangun Mall (Pasar Modern).
"Jalan Jenderal Sudirman akan direvitalisasi. Maka di kawasan Jalan Jenderal Sudirman tidak boleh ada pasar tumpah. Oleh karena itu, kami melakukan sosialisasi kepada pedagang. Kita juga tidak langsung memindah pedagang begitu saja," ujarnya.
Jika pedagang pasar pagi tidak bersedia pindah ke Pasar Rejosari, malah selalu membuka ruang untuk duduk bersama mencari solusi terbaik.
Baca Juga: Arab Saudi wanti-wanti Indonesia soal visa haji resmi
“Saya ini bapaknya rakyat, Kita bisa berdiskusi, mana tempat yang paling tepat untuk relokasi," katanya.
"Suka atau tidak suka pedagang Pasar Pagi harus kita pindah untuk kepentingan pembangunan di Salatiga,” tegasnya. *