HARIAN MERAPI - Salah satu pelaku mutilasi di Sleman berinisial W warga Magelang dikenal sebagai orang pendiam.
Hal tersebut disampaikan oleh Eni Setiowati pemilik kos pelaku di Triharjo Sleman.
Menurutnya, pelaku menempati rumah tersebut sejak 7 bulan lalu. Eni mengaku terakhir ketemu dengan pelaku Selasa malam, kendati demikian ia tidak merasa ada yang janggal dengan tingkah laku pelaku ini.
Baca Juga: Menguak fakta dan motif mutilasi di Turi Sleman, usai pelakunya tertangkap
"Tidak curiga sama sekali, kalau pulang memang malam dan langsung masuk rumah. Dalam minggu ini saya juga tidak curiga dari rumah itu," katanya.
Lanjut Eni, setiap hari teman-teman pelaku yang semuanya laki laku sering datang ke rumah. "Yang datang seringnya laki-laki, kadang 2, 3 orang. Dia orangnya pendiam dan jarang interaksi," jelasnya.
Selain W, polisi juga menangkap RD warga DKI Jakarta. Dalam penangkapan itu polisi juga menyita barang bukti berupa pisau, cangkul, tali, palu, panci, baskom, handphone yang sudah pecah, hingga kompor gas lengkap.
"Barang bukti ini semua kami sita dari kos atau kontrakan pelaku RD di kawasan Desa Triharjo Sleman," ujar Direskrimum Polda DIY Komisaris Besar Polisi FX Endriadi SIK, Minggu (16/7/2023).
Saat disinggung apakah kompor dan panci itu ikut disita karena digunakan pelaku untuk memasak sebagian tubuh korban yang tersebar di lima titik dan tidak utuh, Endriadi belum bersedia membeberkannya.
"Soal itu masih kami dalami. Tim masih bekerja di lapangan," ujar Endriadi.
Baca Juga: Pelaku Mutilasi Pakem Mulai Diadili dan Dijerat Pasal Berlapis, Begini Tanggapan Pengacara Terdakwa
Namun barang bukti tersebut terkait erat dengan aksi dua pelaku menghabisi nyawa korban. "Yang jelas barang yang kami amankan ini ada hubungannya dengan tindak pidana dan peristiwa tersebut," tandasnya.
Sebelumnya ditemukan tersebar di lima titik Sleman. Seperti dekat Sungai Krasak, Gimberan, Merdikorejo, Tempel Sleman dan dekat Sungai Bedog, Jembatan Kelor, Turi, Sleman Rabu dan Sabtu (12/7) malam.
Polisi saat ini masih mencari potongan-potongan tubuh korban yang diduga masih disebar pelaku di tempat lain. Pencarian dilakukan dengan menyusuri dan menggali informasi dari masyarakat. *