HARIAN MERAPI - Empat orang nelayan asal Lebak, Banten, nekat berenang ke tepian lantaran kapal yang mereka gunakan kehabisan bahan bakar. Dua di antaranya berhasil sampai di Pantai Glagah, Temon, sementara dua lainnya hilang.
Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, kapal Mugi Jaya yang berlayar dari Pantai Binuangeun, Lebak Banten itu telah kehabisan bahan bakar pada 7 Maret 2024. Sejak itulah, empat nelayan di dalamnya yakni Kartani, Rasita, Anggit dan Karba terombang-ambing di laut.
"Enam hari kami nggak makan nggak minum, terombang-ambing di laut. Saking senangnya lihat daratan, semua jingkrak-jingkrak. Kapal kami jangkarkan lalu berenang ke tepian," kata Rasita.
Baca Juga: Menaker : Perusahaan tidak boleh mencicil pembayaran THR bagi pekerjanya
Keempat nelayan tersebut merasa optimis, ketika sampai daratan akan mendapat pertolongan. Mereka pun nekat berenang ke daratan meski kondisi ombak sedang tinggi.
"Kami berenang pakai jerigen sebagai pelampung," imbuh Rasita.
Namun saat mendekati daratan, ombak tinggi menerjang empat nelayan yang sedang berenang. Dua di antaranya yakni Kartani dan Rasita berhasil sampai ke daratan melalui Dermaga Karangwuni sekitar pukul 18.00 WIB, sementara dua lainnya yakni Anggit dan Karba hilang.
Baca Juga: Nelayan di Gunungkidul diminta tidak melaut karena gelombang tinggi
Kapolsek Temon, Kompol Tjatoer Atmoko mengatakan, dua nelayan yang selamat segera dibawa ke RS Rizki Amalia Temon untuk mendapat perawatan. Keduanya tidak mengalami luka serius, melainkan kelaparan dan kehausan lantaran tidak makan minum selama beberapa hari.
"Kami segera berkoordinasi dengan TNI dan Tim SAR untuk melakukan pencarian terhadap dua nelayan yang hilang. Pencarian dilakukan dengan penyisiran di darat. Sedangkan pencarian di laut belum bisa dilakukan karena terkendala tingginya ombak," kata Tjatoer.
Kapal nelayan yang kehabisan bahan bakar kemudian ditarik ke daratan melalui sisi barat pemecah ombak Pantai Glagah. Tim gabungan berharap dua nelayan yang hilang dapat segera ditemukan. *