HARIAN MERAPI - Masalah gangguan jiwa di masyarakat menjadi perhatian serius Puskesmas Temon I, Kulon Progo. Salah satunya dengan meluncurkan lynk Samawa untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan terkait gangguan kejiwaan.
Perawat Pemegang Program Kesehatan Jiwa, Puskesmas Temon I, Farhan Rokhimi mengatakan, lynk Samawa yang dapat diakses melalui https://lynk.id/samawatemon1 mencakup beberapa layanan terkait gangguan jiwa.
Meliputi proses skrining dari masyarakat usia sekolah hingga dewasa, kemudian konsultasi yang terhubung aplikasi WhatsApp dengan perawat serta layanan kegawatdaruratan menuju IDG lebih cepat.
"Masyarakat bisa melakukan skrining terhadap diri sendiri melalui lynk Samawa untuk mengetahui indikasi adanya gangguan jiwa. Selain itu juga ada layanan konsultasi yang tentu saja kami jamin keamanan identitasnya. Konsultasi ini akan menjadi solusi penanganannya apakah harus minum obat, dirujuk dan sebagainya," kata Farhan, Senin (12/2/2024).
Baca Juga: Polisi beberkan bukti tersangka YA lakukan pembunuhan berencana, berikut indikasinya
Dijelaskan Farhan, pihaknya berupaya agar pasien gangguan jiwa bisa tertangani mulai dari penemuan hingga rehabilitasi sehingga dapat diperlakukan setara oleh keluarga dan masyarakat. Salah satunya melalui program Samawa (sehatkan masyarakat dari gangguan jiwa).
Dalam program Samawa yang dijalankan Puskesmas Temon I, terdapat upaya promotif yakni edukasi, sosialisasi dan penyuluhan dari posyandu balita, pasien hamil di pertemuan ibu hamil hingga posyandu lansia. Kemudian upaya prefentifnya dilakukan dengan melakukan skrining calon pengantin hingga lansia.
"Setelahnya ada upaya kuratif atau pengobatan di Puskesmas dan rujukan. Di Puskesmas Temon I kami buka Poli Ceria ceria untuk mengatasi gangguan jiwa dan ketergantungan napza dengan satu dokter yang telah mendapat pelatihan terkait. Terakhir, upaya rehabilitatif dilakukan dengan memberikan terapi aktivitas kelompok untuk pasien gangguan jiwa yang sudah stabil," jelas Farhan.
Dalam terapi aktivitas kelompok, Puskesmas Temon I bekerjasama dengan Yakkum dan SHG (Self Help Group) agar penderita gangguan jiwa bisa berdaya. Mereka diberikan kesempatan untuk berlatih kerja dan melakukan aktivitas yang disukai.
Baca Juga: Upaya menjaga adat tradisi, Kraton Ngayogykarta melaksanakan Labuhan di Pantai Parangkusumo
Pada 2023, program ini dikembangkan melaluinya advokasi ke Kalurahan, terutama terkait pengampu pembiayaan. Saat ini, sudah ada lima Kalurahan di Temon yang menjalankan terapi aktivitas kelompok pasien gangguan jiwa.
"Mereka bisa berdaya mengelola bank sampah, membuat telur asin, pengolahan hasil pertanian dan sebagainya dengan didampingi kader dan keluarga," ucapnya.
Kepala Puskesmas Temon I, dr Setiaji Wibowo mengatakan, jumlah ODGJ di wilayah Temon pada 2023 tercatat sebanyak 72 orang, meningkat dari sebelumnya yakni 64 orang. Mayoritas mengalami gangguan jiwa akibat masalah ekonomi, kurang perhatian dari keluarga, kenakalan remaja yang tidak tertangani serta bullyng di sekolah.
"Dengan data ini, sisi positifnya adalah terjadi peningkatan kesadaran masyarakat bahwa gangguan jiwa tidak harus disembunyikam namun diperiksakan. Artinya, stigma negatif ke keluarga ODGJ sudah berkurang," ucapnya. *