HARIAN MERAPI - Himpunan Mahasiswa Fakultas Agroindustri (Himagro) Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melaksanakan Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa).
Program tersebut diselenggarakan oleh Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek RI.
Judul progam yang dilaksanakan, yakni “Pengembangan Taman Koleksi Biodiversitas Tanaman Potensi Obat di Sundi Kidul, Argorejo, Sedayu, Bantul.
Baca Juga: Dua perwira TNI AD di Jogja ikut jadi korban G30S PKI 1965, jenazahnya dikubur di Kentungan
Menurut Wakil Rektor Bidang Akademik UMBY, Ir Wafit Dinarto MSi, dipilihnya Sundi Kidul antara lain karena potensi tanaman berkhasiat obat atau jamu di padukuhan ini cukup tinggi.
“Artinya pula sebagai usaha melestarikan dan memasarkan lebih luas tanaman obat atau herbal yang ada di Sundi Kidul,” jelasnya saat melaksanakan monitoring dan evaluasi (Monev) di Sundi Kidul, baru-baru ini.
Ditambahkan Ir Wafit, kegiatan yang dilaksanakan selama lima bulan (Juli-November 2022) tersebut diharapkan dapat memberi banyak manfaat dan berkelanjutan.
Baca Juga: Apa alasan Febri Diansyah mau jadi kuasa hukum Putri Candrawathi?
Sedangkan dosen Pembimbing PPK Ormawa Himagro UMBY 2022, Dr Ir Dian Astriani SP MP menungkapkan, program tersebut banyak melibatkan masyarakat setempat termasuk karang taruna.
“Sehingga dengan kegiatan PPK Ormawa dapat juga untuk melatih mahasiswa hidup bermasyarakat secara baik,” terang Dian.
Tak ketinggalan, sebutnya, Kelompok Wanita Tani (KWT) Guyup Rukun di Sundi Kidul, yakni sebagai kelompok tanaman obat, bisa banyak membantu mengelola maupun memelihara semua tanaman di kebun secara berkelanjutan.
Sementara itu menurut Ketua Tim PPK Ormawa Himagro UMBY, Alya Nur Farida mengatakan, tujuan kegiatan tersebut antara lain untuk mengembangkan taman koleksi biodiversitas potensi tanaman obat.
Baca Juga: Menang gugatan, mantan Direktur Pemasaran Bank BPD ajukan permohonan blokir
“Sekaligus sebagai pusat konservasi tanaman obat, pusat edukasi hingga pusat pengembangan bisnis tanaman obat berbasis masyarakat,” urainya.