BANTUL, harianmerapi.com – Pandemi Covid-19 berdampak luar biasa dan menjadikan tingkat kemiskinan di DIY semakin meningkat.
Adapun sektor paling terpukul ketika pandemi dan sampai sekarang belum berakhir, yakni sektor wisata.
Permasalahan tersebut menjadi pemantik tersendiri bagi Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Wilayah DIY berinisiatif melakukan gotong royong untuk membantu menggerakkan industri wisata.
Baca Juga: Tradisi Unik di Sriharjo Imogiri, Warga Keliling Bersenandung Mbang Gadhungan
Hal tersebut juga menjadi bahasan utama dalam acara Jagongan Jogja Seri-1 dan dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (4/12/2021) lalu.
“Acara seperti ini menjadi penting untuk dilaksanakan, melihat sektor yang paling terpukul di masa pandemi adalah sektor wisata, dengan segala turunanya seperti sektor akomodasi, makanan dan perjalanan,” papar Ketua PII DIY, Ir Tribudi Utama MT.
Menurutnya, PII DIY punya komitmen kuat untuk memberikan pengaruh positif di lingkungan DIY, sehingga perlu adanya kontribusi yang nyata bagi lingkungan DIY.
Baca Juga: Cerita Misteri Gerobak Sapi yang Dipercaya Sebagai Pembawa Rezeki
Setelah acara tersebut, pihaknya siap mengatur langkah konkret bagaimana mengembangkan destinasi wisata di DIY terlebih di daerah Gunungkidul dan Kulonprogo.
Langkah konkretnya antara lain dengan memberikan pendampingan kepada destinasi-destinasi wisata pilihan di DIY.
Apalagi sektor wisata menjadi andalan DIY yang menghadirkan banyak sekali potensi wisata. Sehingga dengan permasalahan tersebut profesi insinyur hadir sebagai pemecah masalah dan dapat memberikan solusi dalam berbagai bidang.
Baca Juga: Serunya Menggeber Motor Ikonik Piaggio di Jogja
“Sebagai contoh pada bidang teknik industri yang dituntut tidak hanya memahami sisi teknikal, tetapi juga sisi manajemen dari suatu industri, termasuk di antaranya adalah industri pariwisata,” tandas Tribudi.
Sementara itu Kepala Bappeda Kulonprogo, Triyono SIP MSi mengatakan, pertumbuhan ekonomi DIY pada masa pandemi mengalami penurunan drastis, yaitu -2,69 persen.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi di Kulonprogo pada tahun 2020 sebesar -4,06 persen jauh lebih rendah dibanding realisasi tahun 2019 sebesar 13,49 persen.