Ketika jumlah mahasiswa yang tidak lulus UKOM cukup banyak, nama kampus juga bisa menjadi buruk. Karena dianggap kampus tidak bisa mendidik para mahasiswanya dengan baik.
Baca Juga: Milad ke-109 Muhammadiyah, Presiden Jokowi Dijadwalkan Hadir Beri Sambutan
“(Jika tidak lulus UKOM, maka mahasiswa) menambah lagi kuliah selama satu tahun. Untuk mengikuti retake (ujian ulang). Bahkan berdasarkan pengalaman kami, mereka yang mengulang ujian, punya kecenderungan untuk gagal lagi di kesempatan kedua dan ketiga. Karena mereka sudah lelah, minder, motivasinya nggak ada,” jelas Budi Susatia yang juga menjabat sebagai Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
*Strategi Mahasiswa Lulus UKOM*
Ada beberapa strategi yang telah diterapkan Budi selaku Ketua Asosiasi dan par untuk membekali mahasiswanya sukses dalam mengikuti UKOM. Berikut tipsnya bagi para kampus, dosen, dan mahasiswa:
1. Siapkan Strategi Belajar Mengajar UKOM
Perang dimulai sebelum pertarungan dimulai. Oleh karena itu, menurut Budi Susatia, persiapan menjadi sangat penting.
Baca Juga: Manfaat Kemiri untuk Mengatasi Keluhan Sembelit dan Kesehatan Rambut
Civitas akademika kampus kesehatan, bisa mulai mempersiapkan strategi belajar mengajar terkait UKOM dengan cara menerapkan hal-hal yang biasa mereka terapkan kepada pasien.
Seperti melakukan diagnosa atas permasalahan, planning atas cara belajar mengajar, dan intervensi kepada mereka yang perlu diberi pelatihan khusus.
“Untuk lebih menyiapkan mahasiswa sukses UKOM, tahapan strategi ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu asesmen, diagnosis, planning, intervensi, dan evaluasi. Karena UKOM sudah dibuat berdasarkan standar yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan, jadi cocok jika pakai juga pisau analisis yang ada di dunia kesehatan,” jelasnya.
Baca Juga: Pernikahan yang Tak Direstui 30: Haru Bertemu Anak Kandung yang Lama Terpisahkan
2. Lakukan Persiapan Matang
Selain strategi, perguruan tinggi juga harus menyiapkan persiapan yang matang. Persiapan ini dilakukan dari beberapa pihak. Misalnya, kampus bisa menggelar tryout dengan Ujian Berbasis Komputer (CBT).
Bisa juga dengan cara mempelajari soal studi kasus dan pengalaman praktek (vignette), bukan hapalan teori semata.