Dalam hal program breeding, diungkap Prof Dyah, closed nucleus breeding lebih cocok untuk menghasilkan bibit unggul murni.
Sedangkan open nucleus breeding lebih sesuai untuk bibit unggul silangan.
“Lalu terkait program persilangan perlu diatur oleh pemerintah terutama untuk memastikan tujuan perbibitan yang jelas dan terarah,” tegasnya.
Tak ketinggalan, dalam pidatonya, Prof Dyah juga memaparkan metode seleksi yang direkomendasikan, termasuk pendekatan kuantitatif konvensional dan molekuler.
Ia pun menggarisbawahi pentingnya pembuatan model perbibitan dan program breeding yang sesuai dengan karakteristik ternak dan tujuan breeding.
Disesuaikan pula dengan sumber daya yang tersedia, serta kebutuhan pasar dan industri tertentu.
Hal tersebut, sebaiknya dilakukan oleh pemerintah pusat dan diimplementasikan di seluruh wilayah sumber bibit yang sudah ditetapkan.
Baca Juga: Suhu dingin di DIY belakangan ini, ternyata dipengaruhi pergerakan angin Monsoon Australia
“Tentu dengan dukungan dana, kebijakan, dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk peternak, ilmuwan pemuliaan, dan stakeholder lainnya,” tandas Prof Dyah sebagai Guru Besar bidang Ilmu Genetika dan Pemuliaan Ternak. *