Teliti model perbibitan ternak lokal di Indonesia, Prof Dyah dari Fapet UGM dikukuhkan sebagai Guru Besar

photo author
- Sabtu, 26 Agustus 2023 | 08:30 WIB
Prof Dyah saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fapet UGM berpidato soal Model Perbibitan dan Program Breeding untuk Ternak Lokal di Indonesia.  (Dok.Fapet UGM)
Prof Dyah saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fapet UGM berpidato soal Model Perbibitan dan Program Breeding untuk Ternak Lokal di Indonesia. (Dok.Fapet UGM)

Dalam hal program breeding, diungkap Prof Dyah, closed nucleus breeding lebih cocok untuk menghasilkan bibit unggul murni.

Sedangkan open nucleus breeding lebih sesuai untuk bibit unggul silangan.

“Lalu terkait program persilangan perlu diatur oleh pemerintah terutama untuk memastikan tujuan perbibitan yang jelas dan terarah,” tegasnya.

Tak ketinggalan, dalam pidatonya, Prof Dyah juga memaparkan metode seleksi yang direkomendasikan, termasuk pendekatan kuantitatif konvensional dan molekuler.

Baca Juga: Cerita misteri kakek yang tinggal di Banten tertidur menjelang Maghrib disangka sudah meninggal, ternyata ...

Ia pun menggarisbawahi pentingnya pembuatan model perbibitan dan program breeding yang sesuai dengan karakteristik ternak dan tujuan breeding.

Disesuaikan pula dengan sumber daya yang tersedia, serta kebutuhan pasar dan industri tertentu.

Hal tersebut, sebaiknya dilakukan oleh pemerintah pusat dan diimplementasikan di seluruh wilayah sumber bibit yang sudah ditetapkan.

Baca Juga: Suhu dingin di DIY belakangan ini, ternyata dipengaruhi pergerakan angin Monsoon Australia

“Tentu dengan dukungan dana, kebijakan, dan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk peternak, ilmuwan pemuliaan, dan stakeholder lainnya,” tandas Prof Dyah sebagai Guru Besar bidang Ilmu Genetika dan Pemuliaan Ternak. *

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X