Istri dari Tenaga Ahli Menteri Pertanian ini saat pidato pengukuhan sebagai Guru Besar bahas pemanfaatan fitobiotik

photo author
- Kamis, 12 Juni 2025 | 09:30 WIB
Prof Chusnul Hanim saat pidato pengukuhan Guru Besar bidang Biokimia Nutrisi Ternak.  ( Foto: Dok.Fapet UGM)
Prof Chusnul Hanim saat pidato pengukuhan Guru Besar bidang Biokimia Nutrisi Ternak. ( Foto: Dok.Fapet UGM)



HARIAN MERAPI- Nama Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng sudah tak asing lagi. Selain sebagai Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, banyak amanah yang disandangnya.

Bahkan saat ini, Prof Ali Agus juga menjadi Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan. Artinya pula, punya komitmen kuat untuk kemajuan inovasi protein hewani Indonesia.

Komitmen serupa juga diikuti istrinya, Prof. Dr. Ir. Chusnul Hanim, M.Si., IPM., ASEAN Eng. Apalagi pada awal pekan ini, Prof Hanim dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Biokimia Nutrisi Ternak.

Baca Juga: Ramalan zodiak Cancer besok Jumat 13 Juni 2025 soal cinta dan karir, cinta mungkin membara di balik layar

Dengan dikukuhkannya Prof Hanim sebagai Guru Besar, maka ia tercatat sebagai salah satu dari 532 Guru Besar aktif di UGM serta 26 Guru Besar aktif dari 52 Guru Besar di Fapet UGM.

Saat pidato pengukuhan Guru Besar, Prof Hanim antara lain memaparkan seputar manfaat fitobiotik, yakni merupakan pakan aditif yang berasal dari tanaman herbal dan bermanfaat bagi tubuh makhluk hidup. Adapun judul pidatonya, yaitu Fitobiotik dan Aplikasinya untuk Peternakan Masa Depan: Produktivitas, Kualitas Produk Hasil Ternak dan Emisi Metan.

“Pemanfaatan fitobiotik sebagai feed additive menjanjikan manfaat luas. Hal ini sejalan dengan adanya larangan penggunaan antibiotic growth promoters-AGP dalam pakan ternak,” terang Prof Hanim.

Sedangkan pelarangan penggunaan AGP, lanjutnya, dalam imbuhan pakan ternak karena melihat dampak negatif penggunaannya bagi kesehatan manusia.

Baca Juga: Penataan Jalan Kapas, Dihub Kota Yogyakarta Berlakukan Kantong Parkir Hanya di Sisi Timur

Antibiotik diberikan ke ternak melalui pakan atau air minum, sekitar 75 persen. Antibiotik tersebut tak mampu dimanfaatkan oleh ternak dan akan dibuang melalui urine serta feses.

Sehingga, hal tersebut dapat menyebabkan pencemaran lingkungan sekitarnya dan kemungkinan menjadi masalah eutrofikasi. Dengan kata lain, penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat memicu sejumlah dampak negatif.

“Misalnya dapat menyebabkan ternak resisten terhadap antibiotik, sehingga berdampak lebih lanjut pada peningkatan masalah kesehatan bagi ternak dan manusia,” tegasnya.

Ditambahkan, fitobiotik merupakan senyawa metabolit sekunder yang diproduksi oleh tanaman sebagai produk alami yang bermanfaat untuk kesehatan.

Antara lain tanaman yang mengandung fitobiotik di bagian daun, biji maupun buah, misalnya ada lamtoro, pala, sirih dan nyamplung dan kunyit. Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai negara megabiodiversitas.

Baca Juga: Kementrans Targetkan 2.000 Penerima Beasiswa Patriot Tahun 2026

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X