HARIAN MERAPI - Beberapa jenis tanaman gulma mudah tumbuh bahkan bisa cepat memenuhi berbagai tempat seperti pinggir jalan, dekat sungai, pekarangan rumah maupun areal perkebunan.
Meski demikian sebagian gulma punya potensi sebagai pakan ternak, bahkan dapat menjadi solusi ketika musim kemarau sulit memperoleh jenis-jenis pakan hijauan.
Sejumlah alasan tersebut menjadi motivasi tersendiri bagi dosen Prodi Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) melakukan penelitian pada tanaman gulma.
Jenis tanaman gulmanya, yakni sering disebut wedelia dan mempunyai nama ilmiah Wedelia trilobata (L.) Hitchc. Tanaman ini masih satu keluarga dengan bunga aster dengan bunga warna kuning khas.
Baca Juga: Ikhlas dan rela berkorban kunci keberhasilan mendidik anak
Adapun sebagai tim penelitiannya, yaitu Ir. Ajat Sudrajat, S.Pt., M.Pt., IPP. sebagai ketua dan Ir. Reo Sambodo, SP., MMA., sebagai anggota. Penelitian sudah dilaksanakan sejak Agustus hingga Oktober 2024 lalu.
“Penelitian kami laksanakan di Argomulyo, Sedayu, Bantul serta di Laboratorium Kimia, Laboratorium Nutrisi dan Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Agroindustri, UMBY,” ungkap Ajat, awal pekan ini.
Menurutnya, penelitian maupun pemanfaatan gulma termasuk jenis wedelia belum banyak dilakukan. Adapun penelitian tentang gulma yang sudah dilakukan, misalnya mengkaji pemanfaatan untuk taman kota, obat herbal dan pupuk.
Namun, informasi potensi produksi dan kandungan nutrisi gulma yang telah diteliti hanya sebatas famili Poaceae serta Mimosaceae, dan baru menguji kandungan bahan aktif untuk obat herbal.
Oleh karena itu, untuk pemanfaatan gulma sebagai pakan ternak ruminansia perlu adanya penelitian atau kajian yang lengkap tentang potensi produksi, kandungan nutrisi dan pengaruhnya terhadap produksi ternak.
Proses penelitian dimulai dari survey lapangan untuk melihat potensi produksi gulma, setelah itu dilakukan pengambilan sampel dengan mencuplik gulma wedelia sebanyak enam titik menggunakan frame 1x1 m2 dan menimbang berat gulma tersebut untuk mengetahui produksi per meter persegi.
Setelah itu dilanjutkan dengan pengujian sampel gulma di laboratorium. Dalam pelaksanaan penelitian, misalnya mengkaji dan memanfaatkan potensi gulma untuk menunjang produksi ternak dalam negeri berbasis bahan lokal.
“Semoga hasil riset kami dapat menjadi solusi untuk memecahkan salah satu permasalahan kekurangan pakan untuk ternak. Selain itu dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam pengembangan pakan ternak,” tegas Ajat.