HARIAN MERAPI - Prodi Peternakan Fakultas Agroindustri Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMBY) dan Universiti Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia kembali berkolaborasi pada pengabdian internasional atau Joint Community Service (JCS).
Tim pengabdian tersebut terdiri dari Ir. Niken Astuti, MP sebagai Ketua. Sedangkan anggotanya, yaitu Ir. Fx. Suwarta, MP., Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M.Si ., Ir. Lukman Amin, MP., serta Dr. Fazhana Ismaildari UPSI Malaysia.
Menurut Niken, program pengabdian tersebut dilaksanakan selama delapan bulan, yakni sejak April sampai November 2024. Adapun program kegiatan pengabdian dibagi tiga tahap, yaitu persiapan dan koordinasi, penerapan iptek serta evaluasi dan monitoring.
“Rangkaian kegiatan pengabdian untuk memberdayaan masyarakat kelompok ternak ayam kampung, yaitu dalam penerapan integrasi antara ayam kampung, tanaman empon-empon dan sayuran pada anggota binaan Koperasi CU Cindelaras Tumangkar,” ungkapnya, baru-baru ini.
Adapun lokasi pengabdian, sebut Niken, di Puluhan, Sumberarum, Moyudan, Sleman. Pihaknya juga menggandeng Koperasi CU Cindelaras Tumangkar sebagai mitra pemberdayaan.
Harapannya sepeti bisa meningkatkan pengetahuan tentang manajemen budidaya ayam kampung dalam hal pakan, kesehatan ternak, dan pemasaran. Selain itu juga terkait buddidaya tanaman empon-empon dan sayuran.
Dengan demikian, integrasi tersebut diharapkan dapat pula menambah pendapatan anggota kelompok peternak ayam kampung binaan CU Cindelaras Tumangkar. Selain itu sebagian tahapan penyuluhan dan pelatihan pengabdian ini dilakukan secara hybrid melalui zoom meeting.
Jumlah peserta zoom meeting ada 10 orang anggota kelompok peternak ayam kampong di Puluhan dan diharapkan ilmu yang diperoleh dapat disebarluaskan kepada anggota lain ataupun warga yang mempunyai ternak ayam kampung.
Sedangkan tim pengabdi dari UMBY banyak melakukan pelatihan secara langsung. Adapun program terakhirnya, yakni berupa evaluasi dan monitoring kegiatan pengabdian yang akan dilaksanakan pada akhir November 2024 mendatang.
Suwarta menambahkan, di masyarakat sering terdengar kematian ayam kampung masih tinggi, sebab ternak dipelihara secara tradisional belum menerapkan manajemen kesehatan yang baik, sehingga produktifitas serta pertumbuhan berat badan ayam menjadi rendah.
Diharapkan Warta, model pemeliharaan ayam kampung yang baik penting untuk diterapkan, misalnya dengan cara semi intensif (dikandangkan), memberikan vaksinasi, dan menggunakan pakan yang mutunya baik serta menerapkan manajemen kesehatan,” tandasnya.
Guna menjaga kesehatan ternak, anggota kelompok dikenalkan dengan berbagai macam tanaman herbal oleh anggota tim pengabdian, Lukman Amin. Contoh tanaman herbal, yakni jahe, serai, lengkuas, kencur, kunyit, serei dan temulawak.
Baca Juga: Dua Mahasiswi FID UKSW Terpilih Jadi Partisipan Summer Semester Program Bangkok Thailand