HARIAN MERAPI- Program pertukaran mahasiswa selalu diterapkan setiap tahunnya oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), melalui Lembaga Kerjasama Internasional (LKI).
Dengan mengikuti program pertukaran mahasiswa, setiap peserta akan bisa membangun hubungan personal yang baik dengan teman, kolega maupun civitas academica di negara tujuan.
Bahkan dengan program pertukaran mahasiswa, para peserta program tersebut dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat internasional untuk lebih mengetahui terkait Indonesia.
Baca Juga: Ini teknologi canggih untuk deteksi kanker paru
Demikian dipaparkan Idham Badruzaman, Ph.D. selaku Kepala Kantor Hubungan Internasional LKI UMY saat pembekalan kepada calon peserta program pertukaran mahasiswa di kampus setempat, baru-baru ini.
Artinya pula, sebut Idham, mahasiswa yang mengikuti program tersebut di berbagai negara dapat secara langsung lebih mengenalkan Indonesia.
“Tentu melalui berbagai prestasi ataupun keaktifan mereka di forum dan kegiatan internasional. Dampak yang diberikan para mahasiswa yang sedang berdiaspora ini pun sangat baik,” tandasnya.
Ditambahkan Idham, dengan menjadi perwakilan di lingkup internasional, mahasiswa Indonesia pun berpotensi untuk menarik minat mahasiswa internasional agar dapat berkunjung ke Indonesia.
Baca Juga: Berawal dari coba-coba, orang bisa kecanduan buah kecubung, ini efeknya
Yaitu, melalui program yang serupa seperti pertukaran pelajar. Selain itu dengan adanya mobilitas mahasiswa secara internasional, baik masuk ataupun keluar akan sangat mempengaruhi paparan internasional di perguruan tinggi, termasuk UMY.
Sehingga mahasiswa yang belum berkesempatan untuk melakukan mobilitas ke luar negeri pun tetap dapat berinteraksi dan mendapatkan wawasan internasional secara langsung.
Adapun persiapan yang telah dilakukan secara intensif, biasa pula disebut sebagai ‘pre-departure’ sebelum keberangkatan mahasiswa peserta program pertukaran mahasiswa.
“Hal ini menitikberatkan kesanggupan mahasiswa untuk beradaptasi secara kondisi yang mungkin sangat berbeda dengan Indonesia, juga secara akademik,” terangnya.