HARIAN MERAPI - Saat ini telah ada teknologi untuk mendeteksi kanker paru.
Dengan alat tersebut akan mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kondisi paru.
Teknologi Endobronchial Ultrasound (EBUS) merupakan prosedur untuk mendapatkan gambaran lebih jelas serta memperoleh sampel dari saluran pernapasan, paru-paru, dan kelenjar getah bening guna mendeteksi kanker paru-paru.
Baca Juga: Bupati Bantul canangkan padat karya pengembangan potensi desa, ini tempatnya
Prosedur itu melibatkan penggunaan tabung kecil yang dilengkapi dengan kamera video dan ultrasound yang dimasukkan melalui mulut dan tenggorokan.
Menurut dr Ginanjar Arum Desianti, Sp.P (K), dokter spesialis paru RS Siloam MRCCC Semanggi, kanker paru terjadi ketika sel-sel di dalam paru-paru berkembang secara tidak terkendali. Ada dua jenis utama kanker paru-paru, kanker paru primer yang dimulai di paru-paru itu sendiri, dan kanker paru sekunder yang merupakan penyebaran dari kanker di area tubuh lain.
"Gejalanya tidak selalu terlihat pada tahap awal, tetapi beberapa tanda awal yang sering muncul adalah sesak napas, suara serak, batuk terus-menerus dengan atau tanpa dahak dan darah, nyeri dada, serta kelelahan,” kata dr Arum dalam keterangan tertulis pada Senin.
Baca Juga: 75 Pengurus dan Anggota Jaga Warga Kalurahan Argomulyo Sedayu Peroleh Bantuan Seragam dari UMBY
Jika kanker paru telah menyebar, gejala yang mungkin muncul termasuk sakit kepala, berat badan turun secara drastis, gangguan keseimbangan, mata dan kulit yang kekuningan, nyeri sendi dan tulang, serta pembengkakan kelenjar getah bening.
dr Arum menjelaskan, teknologi EBUS bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi kanker paru karena mampu memberikan sampel asli secara langsung dari area yang dijangkau, menghasilkan gambar yang detail untuk evaluasi patologi, dan menyediakan pilihan anestesi sedang atau anestesi umum.
Proses EBUS juga relatif cepat dan sebagian besar pasien dapat pulang pada hari yang sama.
"EBUS bisa menjadi alternatif pilihan diagnosis yang tepat karena tingkat ketepatan dan keberhasilan mencapai 95 persen, dengan bantuan diagnosis EBUS, pasien tentunya akan mendapatkan proses pengobatan tepat sehingga kualitas hidup akan menjadi lebih baik,” ujar dr. Arum.
Baca Juga: Polres Sukoharjo Gelar Operasi Patuh Candi hingga 28 Juli 2024, Awas Kena Tilang Elektronik
Prosedur EBUS
Beberapa langkah yang dilakukan dalam prosedur EBUS antara lain, persiapan yang meliputi pemeriksaan pra-prosedur, termasuk pemeriksaan fisik, dan riwayat medis. Pasien mungkin juga perlu berpuasa beberapa jam sebelum prosedur dilaksanakan sesuai dengan instruksi dokter. Jika ada kondisi medis tertentu atau penggunaan obat-obatan tertentu, dokter akan memberikan instruksi khusus terkait persiapan.