HARIAN MERAPI - Kasus Covid-19 di Indonesia terus melandai, kini memasuki masa transisi menuju endemi.
Untuk menuju pandemi, perlu ada pengawalan yakni melalui perlindungan vaksinasi Covid-19.
Demikian disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan situasi kasus yang terkendali pada masa transisi menuju endemi perlu dikawal dengan pemenuhan perlindungan vaksinasi Covid-19.
"Pada November 2022 diberlakukan vaksinasi booster kedua hanya untuk tenaga kesehatan dan lansia, kemudian banyak yang minta diprioritaskan kepada seluruh umur di atas 18 tahun. Itu maksudnya karena kami betul-betul mengawal pandemi ini sampai berakhir," kata Mohammad Syahril
Meski kondisi dan situasi pandemi sudah melandai dan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dicabut, kata Syahril, Kemenkes terus mengawal hingga pandemi tuntas.
Baca Juga: Ratusan Dosen Serukan Protes, UGM Kaji Pemberian Profesor Kehormatan
Mohammad Syahril yang juga Direktur RSPI Sulianti Saroso meminta kepada masyarakat segera melakukan vaksinasi COVID-19 agar keadaan tidak kembali pada lonjakan kasus dan memburuk.
"Jangan sampai kekebalan ini menurun, sementara pandemi masih berjalan. Kami berharap vaksin menambah kadar antibodi, sehingga walau sakit, tidak dalam keadaan yang berat," katanya.
Syahril memastikan program vaksinasi COVID-19 hingga saat ini tidak dipungut biaya, alias gratis.
Baca Juga: Bawaslu Susun Peraturan Investigasi Penanganan Pelanggaran Pemilu
"Mari diyakinkan, sekarang stok vaksin cukup, apalagi sekarang ada vaksin buatan dalam negeri dan itu cukup memenuhi kebutuhan logistik kita dan juga tidak berbayar," katanya.
Sementara itu Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengatakan stok vaksin COVID-19 di masing-masing wilayah, memiliki jumlah berbeda.