HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo memantau serius kondisi Sungai Bengawan Solo mengingat debit air sangat tinggi.
Banjir masih rawan terjadi mengingat sekarang puncak musim hujan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Selasa (14/2/2023) mengatakan, curah hujan tinggi sudah terjadi sejak beberapa hari hampir merata di semua wilayah Kabupaten Sukoharjo.
Baca Juga: Ditemukan potongan tubuh di Kelurahan Merdeka Kupang, diduga korban dimangsa buaya
Durasi hujan juga berlangsung lama hingga dinihari. Dampak dari fenomena alam tersebut membuat debit air sungai mengalami kenaikan signifikan.
Debit air naik tinggi seperti di Sungai Bengawan Solo. Hal ini membuat tingkat kerawanan bencana alam berupa banjir menjadi naik.
Di beberapa desa dan kecamatan sudah melakukan kesiapsiagaan.
Curah hujan tinggi juga sudah membuat terjadi banjir di beberapa wilayah. Kondisi paling parah terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Grogol dan Kecamatan Mojolaban.
Baca Juga: Mayat Laki-laki Ditemukan di Kebun Kopi Banaran Semarang, Sekujur Tubuhnya Melepuh dan Bengkak
Banjir merendam rumah, tempat usaha, sawah dan fasilitas umum lainnya. Ketinggian air banjir bervariasi mulai dari 10 centimeter hingga setengah meter.
"Terus kami pantau kondisi Sungai Bengawan Solo. Kondisi sekarang curah hujan tinggi dan debit air terus naik mengakibatkan rawan banjir," ujarnya.
BPBD Sukoharjo dalam status rawan bencana alam terus melakukan pemantauan wilayah.
Salah satu yang dipantau yakni perkembangan kondisi Sungai Bengawan Solo.
Baca Juga: Pengacara Sebut Ferdy Sambo Sudah Siap dengan Risiko yang Paling Tinggi