Kasus kekerasan seksual di Gunungkidul meningkat, terjadi 6 kasus, korban di bawah umur

HARIAN MERAPI - Kasus kekerasan terhadap perempuan terutama pencabulan dan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur meningkat di Kabupaten Gunungkidul.

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Gunungkidul mencatat hingga dalam bulan ini (Februari) sudah ada 6 kasus pelecehan seksual melibatkan anak di bawah umur.

Kepala UPPA Gunungkidul, Aris Winata mengatakan, penanganan kasus kekerasan anak pihaknya berkoordinasi dengan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak, Polres Gunungkidul.

Baca Juga: Saat bermain bola, siswa SD dilaporkan tenggelam di sungai Lombok Timur, begini proses pencariannya

“Sudah ada enam kasus yang kami tangani dan korbannya anak di bawah umur,” katanya, Senin (13/2/2023).

Terkait dengan adanya kasus kekerasan terhadap anak, pihaknya sudah melakukan asesmen dan pendampingan.

Asesmen dilakukan untuk mengetahui kronologi kejadian terjadinya kasus hingga harapan dari para korban.

Hasil dari asesmen akan diketahui bagaimana kondisi psikologi dan psikososial korban pasca peristiwa yang mereka alami.

Baca Juga: Banjir bandang terjang Bondowoso, permukiman warga terendam lumpur 60 cm, begini kondisinya

Langkah selanjutnya diberikan pendampingan guna memastikan kondisi psikologi yang bersangkutan tidak terganggu.

“Kalau dibutuhkan kami juga lakukan trauma healing. Baik asesmen dan pendampingan terhadap kasus yang ada dapat berjalan lancar,” imbuhnya.

Sementara kasus terakhir menimpa seorang siswi Bunga (16) warga Bantul menjadi korban kekerasan seksual di salah satu losmen di Kapanewon Purwosari,Gunungkidul oleh seorang pria dewasa tetangganya.

Kapolsek Purwosari, AKP Boedi Haryanto mengatakan, sudah menetapkan tersangka yakni ZCR (21) warga Kabupaten Bantul.

Baca Juga: Dewi gelar pameran fotografi dan film dokumenter bertajuk Maestro yang Tak Tampak di ISI Yogyakarta