Terkait rehabilitasi dan rekontruksi, Suharyanto meminta agar pemerintah daerah tidak ragu dan segera mengambil kebijakan tersebut.
Sehingga setelah masa pemulihan dari tanggap darurat berjalan dengan baik, BNPB dapat mendampingi dan memberikan rekomendasi lebih lanjut.
Baca Juga: Gempa guncang Morotai, BMKG imbau warga tidak panik
BNPB SINGGUNG TEKNOLOGI MODIFIKASI CUACA
Faktor pemicu terjadinya banjir dan longsor di Kota Manado disebut-sebut karena curah hujan yang tinggi sejak Jumat (27/1/2023) dini hari sampai sore hari.
Bencana hidrometeorologi basah ini menurut Suharyanto dapat disiasati dengan Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC.
Ia pun menceritakan keberhasilan operasi TMC untuk meminimalisir hujan dan mengurangi dampak resiko di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Natal 2022.
Baca Juga: Hasil Liga Jerman, Frankfurt bermain imbang 1-1 lawan Bayern Munich
Selain itu juga wilayah tersebut tidak terganggu banjir hingga pergantian akhir tahun setelah beberapa tim gabungan, yaitu BNPB, BMKG, BRIN dan TNI AU melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca.
"Kita laksanakan Teknologi Modifikasi Cuaca dan itu berhasil. Alhamdulillah kemarin Nataru arus mudik, perayaan tahun baru di Jakarta bisa berjalan tanpa adanya hujan yang berlebihan," bebernya.
Suharyanto mengatakan bahwa pemda atau pemprov Sulawesi Utara sudah seharusnya berkoordinasi dengan BMKG untuk memonitor prakiraan cuaca pada bebetapa periode ke depan.
Apabila cuaca berpotensi buruk dan dapat memicu terjadinya banjir dan longsor maka Suharyanto merekomendasikan agar Teknologi Modifikasi Cuaca segera dilakukan.
Baca Juga: Konsumen rumah subsidi di Wonolelo dan Bawuran minta uang pembayaran dikembalikan
"Kira-kira minggu-minggu ke depan hujannya bagaimana? Kalau nanti mengkhawatirkan kita lakukan TMC sehingga hujannya bisa dialihkan ke tempat-tempat yang tidak akan menimbulkan banjir," ucapnya.
Ia pun meminta kolaborasi dari segenap unsur forkopimda sehingga dapat memaksimalkan dan solusi-solusi terbaik untuk mitigasi bencana agar dipatenkan.