HARIAN MERAPI – Peringatan Hari Disabilitas Internasional punya banyak manfaat, salah satunya untuk semakin menyadarkan bahwa setiap orang diciptakan secara unik dan memiliki tujuan.
Sudah selayaknya, pembangunan yang dilakukan di dunia ini harus setara serta memberikan apresiasi kepada aktivitas disabilitas di semua lini dan fase perjuangan hidup. Sekalipun caranya berbeda, tapi arahnya tetap sama.
Hal tersebut ditegaskan Pdt. Simon Julianto STh MSi selaku Ketua I Pengurus YAKKUM saat sambutan peringatan Hari Disabilitas Internasional di Gedung Dasron Hamid Research and Innovation Center (DHRIC) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), awal pekan ini.
Baca Juga: KKB bikin rusuh lagi, bunuh dua tukang ojek di Pegubin Papua, ini kronologinya
Peringatan Hari Disabilitas Internasional tersebut hasil kolaborasi antara UMY dengan YAKKUM dan YAKKUM Emergency Unit (YEU) dengan mengusung tema, “Partisipasi Bermakna Menuju Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan.”
Selain ada prosesi pembukaan dan talkshow disabilitas tematik, ada pula pameran/ bazar karya kelompok-kelompok difabel, cek kesehatan gratis dan deklarasi bersama terkait disabilitas.
Simon Julianto dalam kesempatan tersebut menambahkan, dunia sudah memperhatikan disabilitas walaupun sebagian besar sifatnya masih charity dan berdasarkan belas kasihan.
Baca Juga: Sebelum film Nagih Janji Cinta tayang di bioskop, sebagian aktor dan aktrisnya menyapa warga Jogja
“Ini menjadi tugas kita bersama untuk mendorong inklusivitas, kesetaraan dan pemberdayaan disabilitas,” paparnya.
Diungkap pula oleh Simon, pihaknya ingin memberikan partisipasi yang bermakna bagi penggiat maupun penyandang disabilitas. Pusat Rehabilitasi YAKKUM dan YAKKUM Emergency Unit antara lain telah memberikan pelayanan rehabilitasi holistik bagi penyandang disabilitas.
“Termasuk pula dalam segi penanggulangan bencana dan rehabilitasi,” tandas Simon
Sedangkan Wakil Rektor I Bidang Akademik UMY, Prof Dr Ir Sukamta ST MT IPM menjelaskan, UMY memberi perhatian khusus kepada civitas akademika UMY dan pengunjung yang memiliki kebutuhan khusus.
Baca Juga: Guru spiritual tewas tenggelam di Sungai Khayangan Tirtomoyo Wonogiri, ini kronologinya
“Kami memiliki perhatian besar kepada para disabilitas. Terlebih lagi, kami memiliki rekan kerja, dosen atau tenaga pengajar dan mahasiswa yang memiliki kebutuhan khusus,” ungkapnya.
