Ketua MDMC Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Budi Setiawan menyebutkan bahwa selama 14 hari kedatangan Muhammadiyah di Cianjur, tercatat 670 relawan dari berbagai daerah yang sudah dating membantu.
“Saat ini ada 457 relawan yang masih di Cianjur, dan kami menggunakan prinsip standar internasional bahwa seorang relawan jangan tinggal lebih dari dua minggu, satu minggu itu harus kita putar,” ujar Budi.
Budi menyebutkan bahwa saat mendengar situasi bencana, MDMC pusat langsung melakukan kontak dengan ketua MDMC Jawa Barat dan MDMC Bogor untuk mengambil respon secepatnya.
“Pada malam itu alhamdulillah tim kesehatan rumah sakit Muhammadiyah di Jakarta langsung memberangkatkan timnya ke Cianjur, perjalanan malam itu cukup padat karena banyak jalur terkena longsor sehingga kami harus mencari jalur alternatif, tetapi alhamdulillah selasa pagi tim sudah tiba di lokasi dan langsung melakukan koordinasi,” terang Budi.
MDMC dalam melakukan berbagai kerja tanggap bencana disebut Budi selalu berkordinasi dengan pihak terkait seperti BNPB, Pemerintah Daerah, dan Dinas Kesehatan.
Kemudian dari asesmen yang dilakukan, MDMC mengambil lima titik untuk pelayanan.
“Dari 12 atau 14 kecamatan yang terdampak, Ciender, Sukamulya, Ciherang, Rimbangan Sari, dan Cariuk, kami pilih, setelah kita lihat daerah itu belum ada lembaga yang masuk sehingga kami pendampingan di lokasi itu,” ucap Budi.
Di Cianjur, MDMC melakukan berbagai upaya untuk membantu warga terdampak maupun para pihak yang bertugas. Layanan seperti logistik, kesehatan, pendidikan darurat, psikososial diberikan di lokasi.
“Titik layanan sangat membutuhkan banyak hal, bagi pengungsi yang di lokasi tenda darurat, berdasarkan ketentuan kami tidak boleh lebih dari seminggu sehingga kami mengusahakan tenda keluarga, itu sangat penting dan kami sangat menghargai privasi.” Disebut Budi bahwa dalam masa 1 minggu, 300 tenda daruat telah didirikan untuk per keluarga dengan ukuran 3x4 meter. “Jangan sampai orang yang tertimpa bencana masih mendapatkan layanan yang kurang baik,” tambah Budi.
Terkait layanan psikososial, Budi menyebut bahwa MDMC bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah di berbagai daerah terutama yang memiliki progam studi psikologi.
“Tim perguruan tinggi dari berbagai daerah datang untuk berkoordinasi dan memberikan pelayanan kepada warga.”
Selain itu, Budi menyebut MDMC juga menggerakkan layanan dapur umum mobile atau food truck untuk membantu Baznas, TNI/Polri, maupun relawan di lokasi evakuasi di daerah puncak.
Di mana menurutnya bantuan ini sangat diapresiasi oleh banyak pihak. Hal lainnya disampaikan Budi bahwa MDCM juga melakukan pendampingan bagi warga lapas yang juga terdampak bencana.