HARIAN MERAPI - Korban gempa Cianjur butuh penanganan serius, terutama mereka yang mengalami luka-luka.
Berkaitan itu, Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) Kesehatan untuk membantu penanganan warga terdampak gempa bumi bermagnitudo 5,6 di Cianjur, Jawa Barat.
Penjelasan tersebut disampaikan Kepala Pusdokkes Polri Irjen Pol dr Asep Hendradiana melalui keterangan tertulis di Cianjur, Jawa Barat, Rabu.
Baca Juga: Bencana kelaparan akan terjadi pada tahun 2050, begini penjelasan pakar UGM
Ia mengatakan, Satgas Kesehatan untuk melayani korban yang meninggal dunia, terluka maupun sakit usai gempa bumi.
"Selain membantu proses evakuasi dan pemberian bantuan sembako serta kebutuhan masyarakat, Polri juga telah menyiapkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat," kata Asep.
Asep menuturkan, Pusdokkes Polri mengerahkan 261 personel terdiri atas 21 dokter spesialis, 41 dokter umum, lima dokter gigi, 96 perawat, 36 tenaga kesehatan (nakes) dan 62 personel non tenaga kesehatan.
"Selain kesiapan personel, tim Satgas Kesehatan Polri juga menyiapkan sebanyak 19 unit ambulans, tiga mobil kabin ganda (double cabin) dan 16 kendaraan roda dua," tutur Asep.
Polri juga menyiapkan Rumah Sakit Bhayangkara sebagai tempat perawatan dan RSUD Sayang Cianjur untuk Posko Disaster Victim Identification (DVI).
Berdasarkan data pasien yang ditangani hingga saat ini, RS Bhayangkara Cianjur merawat 463 pasien terdiri dari 281 pasien luka ringan, 72 luka berat, 55 pasien tindakan operasi dan 30 pasien dirujuk ke rumah sakit lain.
Sementara itu, RS Bhayangkara Setukpa menangani dua pasien luka sedang dan tujuh orang menjalani rawat inap.
"Dari data DVI sampai saat ini sudah ada 149 jenazah teridentifikasi dan saat ini proses identifikasi masih berlangsung," ungkap Asep.
Tak hanya posko di rumah sakit, Polri juga menggelar posko bergerak (mobile) di beberapa wilayah dengan menangani ratusan pasien.