HARIAN MERAPI - Warga Desa Silurah masih memegang teguh tradisi dan budaya. Bermukim di antara Gunung Ranggakusuma dengan Gunung Kobar, penduduk tetap taat menjaga dan melestarikan budaya kirab gunungan hasil Bumi atau nyadran dengan menyembelih kambing kendit.
Hajatan tahunan itu selalu ditunggu warga Desa Silurah, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Mereka berbondong-bondong membawa hasil panen sebagai wujud syukur kepada Allah untuk persiapan acara ritual Nyadran Gunung.
Suasana dan aktivitas masyarakat di desa itu begitu ramai, namun masih memperlihatkan suasana khidmat sepanjang warga mengikuti ritual adat. Banyak warga dengan berpakaian adat Jawa berkumpul di sebuah lapangan, bersiap melakukan ritual adat sedekah bumi dan penyembelihan kambing kendit.
Baca Juga: Kejari Batang periksa tersangka oknum guru yang mencabuli 23 siswi SMP
Kambing kendit itu berwarna dasar hitam kombinasi putih bergaris melingkar seperti cincin tanpa putus di bagian badan.
Mereka menjalani ritual menyembelih kambing kendit dan nyadran atau sedekah Bumi ini sebagai rasa bersyukur kepada Tuhan. Ritual adat sedekah Bumi yang berlangsung turun-temurun ini merupakan tradisi yang dianggap sakral oleh warga.
Ritual warisan leluhur ini digelar setiap bulan Jumadil Awal tepatnya pada hari Jumat Kliwon.
Baca Juga: Mitos wahyu raja bunga wijaya kusuma Gunung Selok Cilacap, dijaga sosok gaib di Pertapan Jambe Lima
Seperti dikutip Harian Merapi dari Antara, Minggu (27/11/2022), upacara adat Nyadran Gunung Silurah biasanya diawali dengan menyembelih hewan sesaji berupa kambing kendit pada pagi hari dimulai pukul 06.00 WIB.
Artikel Terkait
Tiga Pasar Hewan di Batang Jateng Sudah Kembali Buka Setelah Ditutup Dua Pekan Terkait Kasus PMK
Hermanto Dardak meninggal karena kecelakaan di Tol Batang, begini kenangan SBY
7 orang tewas akibat kecelakaan melibatkan minibus dan truk di Tol Semarang-Batang, ini korbannya
Seluruh korban kecelakaan di tol Semarang-Batang dapat santunan dari PT Jasa Raharja, ini besarannya