Kemegahan masjid tersebut diharapkan berdampak pada kualitas ibadah, orang bisa lebih khusuk mengagumi ciptaan Allah, lebih tenang dalam beribadah dan menjadi pusat keramaian, bukan hanya wisata religi, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial.
Bahkan, dengan adanya Masjid Raya Sheikh Zayed bisa menambah devisa daerah karena orang dari daerah lain akan datang ke Solo untuk melihat mampir dan diharapkan ada putaran ekonomi di daerah.
Baca Juga: Olah TKP rumah sekeluarga tewas di Kalideres Jakarta Barat, polisi temukan bungkus makanan
Selain itu, masjid tersebut diharapkan terbuka untuk semua orang, bukan hanya untuk yang Muslim. Masjid aslinya di Abu Dhabi itu, juga terbuka masuk untuk kalangan non-Muslim.
Tokoh toleransi itu berharap masjid ini bisa memakmurkan masyarakat, bisa menampung semua golongan, dan menjadi salah satu tempat persemaian dari toleransi menjadi salah satu ciri khas negara kita.
Selain itu, Islamic center di Masjid Sheikh Zayed Solo diharapkan juga menjadi pusat kajian Islam di Asia Tenggara. Karena, Islam di Asia Tenggara mempunyai corak yang berbeda. Islam sangat inklusif atau terbuka dan disebarkan melalui dagang, sehingga mereka terbuka dengan semua kalangan.
Menggaungkan Islam Asia Tenggara juga penting karena secara jumlah, umat Muslim di Asia Tenggara jauh lebih banyak dibanding dengan di negara-negara Timur Tengah.
Penyebaran Islam di Asia Tenggara tersebut penting untuk dikaji, bagaimana coraknya dan bagaimana beradaptasi dengan budaya lokal, termasuk bagaimana penyebarannya.
Penyebaran Islam di Tanah Jawa dan Nusantara melalui ajakan bersahabat dan perdagangan, maka coraknya sangat inklusif dan sangat bersahabat serta tidak menolak budaya lokal atau sangat toleran. *