Terbantu layanan ojol JogjaKita, simak perjuangan tuna netra ini dalam menempuh pendidikan di Yogyakarta

photo author
- Senin, 3 Oktober 2022 | 13:02 WIB
Driver JogjaKita saat melayani konsumen. (Foto Dokumentasi JogjaKita)
Driver JogjaKita saat melayani konsumen. (Foto Dokumentasi JogjaKita)

HARIAN MERAPI-Taufik berdiri di tepi jalan, depan kosnya wilayah Karangmalang, Yogyakarta. Tak berselang lama, pengemudi ojek online (ojol) JogjaKita pun datang.

Berbeda dengan customer lain yang bisa langsung naik ke boncengan motor, Taufik tidak demikian. Sebab, remaja berusia 18 tahun ini merupakan difabel tunanetra sehingga membutuhkan bantuan untuk menaiki jok motor.

Di luar dugaan, Dandi driver JogjaKita yang diordernya saat itu seketika turun kemudian membantu Taufik naik ke jok motor dengan sabar.

"Saya betul-betul terkesima dengan pelayanan yang diberikan driver JogjaKita," kata Taufik, Sabtu (1/10/2022).

Baca Juga: Penjual ingkar janji jual beli rumah, janda pengemudi ojol ajukan gugatan cari keadilan

Naik ojek JogjaKita bukan pengalaman baru bagi Taufik. Pria asal Sumatera Utara ini sudah bertahun-tahun menggunakan jasa ojol JogjaKita sebagai alat transportasi dari tempat tinggalnya ke sekolah.

Taufik pun merasa mobilitasnya terbantu karena JogjaKita dapat mengatasi keterbatasan penglihatannya dalam menempuh perjalanan.

"Saya juga kerap menggunakan promo tarif hemat yang disediakan JogjaKita. Ternyata perusahaan transportasi online ini tidak hanya murah, tapi pelayanan drivernya juga ramah," ucapnya.

Taufik kemudian bercerita, upayanya untuk menempuh pendidikan di Yogyakarta sejak lima tahun lalu butuh perjuangan keras.

Sebab, ayahnya tidak menyetujui rencananya bersekolah di Yogyakarta, melainkan disarankan untuk melanjutkan pendidikan non formal yang berkaitan dengan keterampilan seperti melukis, bermusik dan memijat.

Baca Juga: Ratusan Ojol terima bantuan sosial dari Polres Salatiga, terkait kenaikan harga BBM

Beruntung, Taufik berhasil memperoleh beasiswa di MTS Kesejahteraan Tunanetra Islam Yogyakarta.

Tiga tahun berlalu, kegigihan dan kesabaran Taufik membuahkan hasil. Ia berhasil lolos dan masuk ke sekolah negeri di Yogyakarta, yakni SMA N 1 Sewon.

Meski impiannya untuk bergabung di sekolah umum telah tercapai, namun Taufik masih mengalami masa-masa sulit terutama dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sekolah.

"Saya sempat dibully juga. Banyak yang sinis menjauhi saya sampai saya nggak punya teman. Karenanya, saya terkesima dengan pelayanan driver JogjaKita yang mau mengerti keterbatasan saya, menganggap saya teman dan bersikap sopan, padahal mereka masih muda-muda," jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Herbangun Pangarso Aji

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X