HARIAN MERAPI - Desakan agar Bupati Karanganyar menutup dan membongkar Kafe Black Arion bergeser dari semula diplomatis ke aksi keprihatinan.
Warga Desa Gedongan Colomadu yang tergabung di Forum Masyarakat Gedongan Bersatu (FMGB) bertahan tanpa pulang di depan kantor bupati selama berhari-hari, menunggu desakannya dipenuhi.
Mereka mendirikan tenda untuk berteduh serta menggelar alas untuk duduk. Di tenda itu, mereka memasang tulisan 'Kemah Tenda Keprihatinan Menagih Janji Bupati Karanganyar'.
Baca Juga: DPRD Gunungkidul kritik penataan pejabat yang terlalu sering dilakukan Bupati Gunungkidul
Aksi tersebut berlangsung sejak unjuk rasa digelar pada Jumat (23/9/2022). Warga mendesak bupati menepati janjinya membongkar kafe Black Arion.
Sebab, janji bupati itu tak kunjung terealisasi usai audiensi pada dua pekan lalu.
Kafe yang menyewa tanah kas Desa Gedongan itu dianggap menyalahi prosedur penggunaan aset milik desa serta dituding sumber maksiat.
Joko Wahono salah satu warga yang ikut bertahan di tenda mengatakan mereka akan tetap mendirikan tenda, sampai Bupati Karanganyar Juliyatmono memenuhi janjinya untuk membongkar Kafe Black Arion.
Menurut Joko sejak demo yang dilakukan akhir pekan lalu, bupati tidak menemui warga. Selain mendirikan tenda, juga menaruh peti mati tanda keadilan sudah mati.
“Kami tetap bertahan di tenda keprihatinan ini. Kami akan melakukan aksi demonstrasi yang lebih besar lagi pada hari Kamis (29/9) mendatang,” kata Joko Senin (26/9/2022).
Warga menilai Pemkab Karanganyar tidak berdaya menghadapi pengelola Black Arion. Padahal kafe yang dibangun di atas lahan kas desa ini sama sekali belum memiliki izin.
Sementara itu Bupati Karanganyar Juliyatmono mengaku sudah memberi bantuan alat berat dan personel keamanan yang diperlukan untuk membongkar kafe.
Baca Juga: Jembatan Mojo diperbaiki, ini lho jalur alternatif yang bisa dilalui...