Gunungan keris dibagikan gratis dalam merti bumi Mustikaning Warih Girirejo Imogiri Bantul

photo author
- Minggu, 24 Juli 2022 | 05:46 WIB
Gunungan keris menjadi daya tarik dalam kirab budaya sekaligus puncak upacara adat Merti Bumi Mustikaning Warih Girirejo Imogiri Bantul. ( Foto: Yusron Mustaqim)
Gunungan keris menjadi daya tarik dalam kirab budaya sekaligus puncak upacara adat Merti Bumi Mustikaning Warih Girirejo Imogiri Bantul. ( Foto: Yusron Mustaqim)

HARIAN MERAPI - Ratusan bahkan ribuan masyarakat di Imogiri dan sekitarnya tampak tumplek blek memadati halaman Sasana Bumi Arum Kalurahan Girirejo Kapanewon Imogiri Kabupaten Bantul, Sabtu (23/7/2022).

Warga masyarakat antusias menyaksikan kirab budaya sekaligus puncak upacara adat Merti Bumi Mustikaning Warih.

"Kegiatan ini sebagai rasa syukur atas karunia Tuhan berupa kesehatan dan kesejahteraan, melalui upacara adat Merti Bumi Mustikaning Warih yang difasilitasi Dinas Kebudayaan DIY," ujar Humas Panitia, Algunadi SE kepada wartawan disela-sela acara.

Baca Juga: Misteri bu guru matematika yang mengajar di sekolah baru merasa heran, bra yang ia kenakan bisa gonta-ganti

Disebutkan, untuk kirab budaya diawali korps musik diikuti pusaka Kyai Mangundikrama dan Kyai Suradipraya, 7 gadis cantik pembawa kendi berisi air dari 7 sendang, gunungan hasil bumi dan gunungan keris.

Pusaka Kyai Mangundikrama dan Kyai Suradipraya melambangkan penghargaan kepada para pendiri kalurahan Girirejo. Air suci yang diambil dari 7 sendang atau kali di Girirejo itu sebagai simbol angka pitu yang bermakna berkat pitulungan dari Tuhan yang membuat masyarakat Girirejo sejahtera lahir dan batin.

Gunungan hasil bumi melambangkan kemakmuran masyarakat Girirejo. Sedangkan gunungan keris menunjukkan identitas Girirejo sebagai sentra kerajinan keris, khususnya warangka keris.

Baca Juga: Film animasi 'Pindad Patrol' diluncurkan tepat pada momen peringatan Hari Anak Nasional 2022

Di belakang Bregada Girinata, berbaris dengan penuh semangat kelompok kelompok kegiatan budaya masyarakat, seperti kelompok karawitan, hadroh, tari,
drumband SD Pundung dan komunitas Doger Macan Gembong.

Keikutsertaan mereka dalam kirab ini sebagai wujud semangat pelestarian dan pengembangan budaya lokal.

Apalagi saat ini Girirejo juga sudah menyandang status sebagai kalurahan budaya.

Setelah seluruh peserta kirab memasuki area Sasana Bumi Arum, upacara adat
dimulai dari 7 gadis pembawa air suci naik ke pendapa diikuti oleh rois, lurah dan 5 tokoh masyarakat.

Baca Juga: Ramalan zodiak Pisces Minggu 24 Juli 2022, pasanganmu sedang tidak ingin berkompromi, pahami saja

Mereka duduk menghadap ke ambengan dan pengaron lalu rois pun segera memimpin doa syukur dan permohonan kepada Tuhan agar di tahun mendatang masyarakat Girirejo selalu berlimpah rahmat dan barokah dari Tuhan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Pengangguran Curi Motor Mahasiswa di Warung Kopi

Rabu, 3 Desember 2025 | 08:00 WIB
X