SUKOHARJO, harianmerapi.com - Harga cabai masih tinggi karena keterbatasan stok akibat berkurangnya pasokan dari petani.
Kenaikan terjadi akibat faktor cuaca ekstrem menyebabkan banyak tanaman cabai tidak panen maksimal.
Tingginya harga juga terjadi pada bawang merah dan beberapa jenis sayuran.
Baca Juga: Kepergok Penjaga Kebun, Pencuri Cabai di Turi Sleman Tewas Dibacok: Pelaku Remaja 17 Tahun
Pedagang Pasar Kartasura Sukoharjo Yanti, Kamis (16/6/2022) mengatakan, harga cabai mengalami kenaikan sangat tinggi. Kebutuhan pokok pangan lainnya yang harganya naik juga terjadi pada bawang merah dan sayuran.
Kenaikan dipicu karena tanaman milik petani mengalami kerusakan dan hasil panen tidak maksimal disebabkan cuaca ekstrem. Dalam beberapa hari terakhir sering terjadi hujan deras dan angin kencang hingga mengakibatkan bencana alam seperti banjir disejumlah daerah pemasok cabai, bawang merah dan sayuran.
Harga cabai tertinggi sebelumnya sempat mencapai Rp 97.000 per kilogram terjadi pada cabai jenis rawit merah. Namun sekarang perlahan turun Rp 5.000 per kilogram menjadi Rp 92.000 per kilogram.
Baca Juga: Harga Cabai Rawit Merah di Gunungkidul Meroket Hingga Mencapai Rp100 Ribu per Kilogram
Harga cabai besar teropong dan cabai merah keriting masing-masing dijual dengan harga sama Rp 68.000 per kilogram. Sedangkan cabai rawit hijau Rp 62.000 per kilogram.
Harga cabai masih bisa mengalami perubahan dalam beberapa hari ke depan. Sebab pedagang sangat bergantung pada kiriman pasokan dari petani. Pedagang sekarang hanya memiliki stok terbatas dan kemungkinan segera habis terjual.
Pedagang tidak berani mengalami risiko besar dengan memiliki stok banyak. Sebab di satu sisi tidak ada pasokan berlebih dari petani, disisi lain harga sangat tinggi membuat penjualan menurun.
Baca Juga: Kasus Pembongkaran Pagar, Kejagung Turun Tinjau Keraton Kartasura
Apabila dipaksakan pedagang khawatir stok barang akan rusak mengingat cabai mudah busuk saat tidak laku terjual.
"Pembeli sekarang membeli dalam jumlah sedikit karena memang harga cabai tinggi. Stok terbatas karena kiriman dari petani juga berkurang akibat sering hujan deras," ujarnya.