Peternak Sapi Perah di Lereng Merapi Boyolali Mengeluhkan Dampak PMK

photo author
- Selasa, 14 Juni 2022 | 16:43 WIB
Pemdes Madu Boyolali meninjau peternakan sapi milik warga yang terkena wabah PMK.  (Mulyawan)
Pemdes Madu Boyolali meninjau peternakan sapi milik warga yang terkena wabah PMK. (Mulyawan)

BOYOLALI, harianmerapi.com - Para peternak sapi perah yang berada di sisi timur lereng Gunung Merapi tepatnya di Desa Madu, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah mulai mengeluhkan dampak dari penyakit mulut dan kuku (PMK).

Trianto(47) peternak sapi perah Desa Madu Kecamatan Mojosongo Boyolali mengatakan selama munculnya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi, hasil susu sapi mulai menurun.

Yang biasa perekor dapat menghasilkan 15 liter perhari, setelah adanya penyakit mulut dan kuku (PMK) di Boyolali kini hanya menghasilkan 3 sampai 4 liter.

Baca Juga: Pukul Kakek di Jalan, Polres Sukoharjo Tangkap Tiga Pelaku Pengeroyokan

“Ya, selama sapi ternak memiliki gejala PMK, hasil susu dari sapi perah menurun dratis. Tapi tidak hanya saya saja, hampir para peternak sapi perah yang berada di desa kami,” katanya kepada wartawan, Selasa(14/6/2022).

Menurut dia, menurutnya hasil susu pada ternak sapi perah tersebut memperparah pemilik ternak. Sebab, selain perawatan hewan ternak meningkat juga pangan hewan yang mulai mahal.

“Perawatannya sekarang harus ekstra, selain menjaga kebersihkan kandang juga, memberikan pengobatan pada hewan. Semua membutuhkan biaya sekarang,” katanya.

Baca Juga: Kecelakaan Lalu Lintas di Gunungkidul Masih Tinggi, Periode Januari-Juni 2022 Tercatat 29 Orang Meninggal

Sampai saat ini, kata Trianto, ada 3 ekor sapi yang mengalami gejala PMK dan membutuhan perawatan cukup serius.

Secara keseluruhan dari 10 ekor sapi dalam sehari dapat menghasilkan 50 liter susu, kini hanya 15 liter dalam sehari.

“Saya memiliki 10 ekor sapi, yang 3 ekor kemarin mengalami gejala. Waktu dapat penanganan dari Dinas Peternakan, disuntik satu kali,” jelas dia.

Baca Juga: Kisah Nyata Bahagia itu Sederhana dan Serakah Terhadap Warisan Bisa Membawa Malapetaka

Sementara itu, Kepala Desa Madu, Tri Haryadi mengatakan secara keseluruhan ada sebanyak 1000 ekor sapi di Desa Madu, dari jumlah tersebut sekitar 80 persen terkena penyakit mulut dan kuku (PMK).

“Hampir dua bulan ini para pemilik ternak sapi di desa Madu terpuruk, akibat dari dampak PMK. Selain pendapatan susu menurun juga perawatan pada hewan juga meningkat,” katanya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Husein Effendi

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X