Kubah Lava Gunung Merapi Terus Tumbuh Hingga 10 Ribu Meter Kubik Perhari, Erupsi Efusif

photo author
- Kamis, 27 Januari 2022 | 11:08 WIB
 Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (23/1/2022). ( ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Pakem, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu (23/1/2022). ( ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)



JAKARTA, harianmerapi.com - Kubah lava tengah kawah dan kubah lava barat daya di Gunung Merapi, di perbatasan DIY-Jawa Tengah terus tumbuh dengan laju masing-masing 5.000 meter kubik dan 10.000 meter kubik per hari.


Demikian catatan Badan Geologi Kementerian ESDM.

Menurut Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono, volume kubah tengah kawah terhitung sebesar 3 juta meter kubik dan kubah lava barat daya sebesar 1,67 juta meter kubik.

"Hasil analisis data drone dan kamera DSLR menunjukkan kondisi kedua kubah lava dan tebing-tebing puncak sekitarnya masih stabil," kata Eko dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga: 2 Prajurit TNI Gugur Akibat Serangan KSB di Pos TNI di Gome Puncak Papua, Suasana Masih Mencekam


Berdasarkan pemantauan Badan Geologi, perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Merapi di Jawa Tengah ini masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif dengan sifat erupsi efusif berupa pertumbuhan kubah lava dan pembentukan guguran lava dan awan panas.

Sejak 5 November 2020, status aktivitas Gunung Merapi berada pada tingkat Siaga level III. Mulai 4 Januari 2021, erupsi yang bersifat efusif terjadi berupa pertumbuhan kubah lava yang diikuti dengan pembentukan guguran lava dan awan panas guguran.

Eko menjelaskan bahwa aktivitas guguran lava dan awan panas guguran dominan bersumber dari kubah lava barat daya terutama ke arah Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal tiga kilometer.

Baca Juga: Heboh Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Sumatera Utara, Ratusan Warga Datangi Tempat Itu

Aktivitas vulkanik yang intensif dari kubah tengah kawah terjadi di akhir Juni 2021 ke Sungai Gendol arah tenggara dengan jarak luncur maksimal tiga kilometer.

Intensitas data pemantauan seismik internal dan deformasi dalam fase erupsi ini cukup signifikan, namun tidak meningkat secara menerus. Ekstrusi magma diperkirakan masih akan berlangsung dengan tipe erupsi cenderung bersifat efusif.

Perubahan topografi lereng akibat aktivitas erupsi berpengaruh kepada potensi bahaya guguran dan awan panas berikutnya.

Baca Juga: Anak Mengalami Mimisan, Begini Cara Mengatasi, Anda Bisa Melakukannya

Potensi bahaya Gunung Merapi berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan - barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB
X