Kelas Filsafat Salihara Bahas Dunia Digital, Kenyataan Tidak Melulu Fisik Tapi Ada Kenyataan Digital

photo author
- Selasa, 18 Januari 2022 | 10:48 WIB
Kelas filsafat dunia digital (Dok Komunitas Salihara)
Kelas filsafat dunia digital (Dok Komunitas Salihara)



JOGJA, harianmerapi.com - Kehidupan manusia saat ini tidak bisa terlepas dari dunia digital yang ada secara paralel dengan dunia luar. Manusia harus bersedia untuk hidup dalam keduanya.

Komunitas Salihara Arts Center menggelar seri kelas filsafat yang mengusung tema besar manusia dan dunia digital dengan dinamika perubahannya dari perspektif antropologi, etika dan epistemologi.

Salah satu pengampu kelas filsafat yang juga seorang peneliti di bidang Filsafat Politik, Filsafat Ilmu dan Kebijaksanaan Timur Reza A.A. Wattimena mengatakan dunia digital membuat makna kenyataan berubah sebab kenyataan tidak lagi menyoal kenyataan fisik.

Baca Juga: Pintu Masuk RI Dibuka untuk Perjalanan Internasional, Indonesia Bersiap Hadapi Gelombang Omicron

“Makna kenyataan dan identitas berubah total. Kenyataan tidak lagi sekadar kenyataan fisik, tetapi juga kenyataan digital yang dibentuk oleh angka dan algoritma," ujarnya kepada harianmerapi.com, Selasa (18/1/2022).

Dunia digital mengubah kehidupan manusia. Dia dapat menjadi sebuah kemajuan sekaligus potensi ancaman kehancuran bagi peradaban manusia.

“Dunia digital mengubah hidup manusia, dan bahkan mengubah jati diri kita sebagai manusia," ujarnya.

Baca Juga: LAZiS Jateng Raih Penghargaan Program Pendayagunaan ZIS Terbaik Baznas Award 2022 Nasional

"Pola hubungan antar manusia pun berubah. Ada peluang kemajuan, sekaligus ancaman kehancuran peradaban. Filsafat-filsafat sebelumnya tak lagi mampu menanggapi kompleksitas yang terjadi. Diperlukan pemaknaan reflektif dan kritis yang lebih sesuai," lanjutnya.

Reza menambahkan adanya diskusi diharapkan dapat memberikan kejernihan pemahaman atas revolusi digital yang terjadi, sekaligus menawarkan arah, sehingga keseimbangan hidup bisa terjaga di masa revolusi digital ini.

Koordinator program edukasi Komunitas Salihara Arts Center, Rebecca Kezia memaparkan bagaimana teknologi berkembang sangat pesat dan memainkan peran penting bagi kehidupan manusia.

Baca Juga: Dokter Andi Khomeini Takdir Patahkan Prediksi Gelombang Ketiga Covid-19 di Indonesia Bulan Depan

“Kita melihat dan merasakan bagaimana teknologi berkembang pesat dan sejumlah peranti di dalamnya memainkan peran penting dalam kehidupan manusia," ujarnya.

"Apalagi di masa pandemi yang membatasi ruang gerak kita di dunia fisik, kian mempercepat keakraban kita dengan teknologi dan ruang-ruang digital," imbuhnya.

Rebecca menyebut, Komunitas Salihara ingin mengajak publik memaknai perubahan dan kenyataan hari ini melalui pemikiran filsafat dari sejumlah tokoh penting seperti Nietzsche, Kant, Marx hingga prinsip pemikiran Buddhisme.

Program Kelas Filsafat diharapkan dapat merawat ruang berpikir kritis publik melalui sejarah dan teori para pemikir dunia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X