JOGJA, harianmerapi.com - Sebagai upaya meningkatkan kapasitas SDM Pariwisata khususnya pengelola desa/kampung wisata, Dinas Pariwisata DIY melaksanakan pendampingan kepada 7 Desa Wisata di 5 Kabupaten/Kota di DIY.
Acara pendampingan desa/kampung wisata dilaksanakan pada 3-12 Desember 2021 terbagi dalam beberapa tempat desa wisata secara Online maupun Offline.
Ketujuh Desa Wisata tersebut adalah Desa Wisata (Dewi) Mulo Gunungkidul, Dewi Pacarejo Gunungkidul, Dewi Kampung Santan Bantul, Kampung Wisata Dewo Bronto Kota Yogyakarta, Dewi Grogol Sleman, Dewi Pancoh Sleman dan Dewi Glagah Kulon Progo.
Baca Juga: Warga Terdampak Erupsi Gunung Semeru Perlu Pendampingan Psikologi
Pembukaan pendampingan desa wisata dan kampung wisata dilaksanakan pada Jum’at malam (3/12/2021) secara online via zoom dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, S.H.,M.Ed.
Pendampingan desa wisata di 5 Kabupaten/Kota dilaksanakan berkolaborasi dengan PT. Jogja Tama Tri Citra (JTTC). Dalam proses pendampingan yang bersifat hybrid tersebut, tiap desa wisata yang terdiri dari 30 peserta mendengarkan materi sekaligus praktek melalui online (platform funstudy.id) maupun offline.
Ditemui di Desa Wisata Kampung Santan, Dra.Trilita Yanti, S.S., MPA selaku Kepala Seksi Kelembagaan Pariwisata Dinas Pariwisata DIY mengatakan, bahwasanya setiap desa wisata yang mengikuti pendampingan dari Dinas Pariwisata DIY terbagi menjadi 6 kelompok yaitu kuliner, homestay, souvenir, CHSE, DTW, dan Digital Marketing.
Baca Juga: Tahun Baru di Depan Mata, Berikut Prediksi Tren Warna Fesyen 2022
Pendampingan tersebut dilaksanakan selama 4 hari yakni 2 hari secara online dan 2 hari dengan tatap muka. Adapun desa/kampung wisata yang mengikuti pendampingan ialah Desa Wisata (Dewi) Mulo Gunungkidul, Dewi Pacarejo Gunungkidul, Dewi Kampung Santan Bantul, Kampung Wisata Dewo Bronto Kota Yogyakarta, Dewi Grogol Sleman, Dewi Pancoh Sleman dan Dewi Glagah Kulon Progo.
Lita juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut adalah dalam rangka meningkatkan kapasitas SDM pengelola desa/kampung wisata sekaligus sebagai penyegaran (refreshment) dan penguatan (strengthen) selama hampir 2 tahun masa pandemi sebagai persiapan pembukaan kembali daya tarik wisata.
“Peserta pendampingan desa wisata dibagi menjadi 6 kelompok yakni kuliner, homestay, souvenir, CHSE, DTW, dan Digital Marketing. Pada kelompok kuliner dan souvenir diberikan materi tentang potensi kuliner dan souvenir masing-masing Desa Wisata. Seperti di kampung Santan ini kulinernya yaitu ayam ingkung dan souvenirnya kerajinan batok kelapa. Desa wisata lain nanti beda lagi potensinya.”
Baca Juga: Heru Hidayat, Terdakwa Kasus Korupsi Asabri Dituntut Hukuman Mati
Pendampingan di desa wisata kampung Santan Bantul secara online dilaksanakan pada (5-6/12) sedangkan secara offline pada (7-8/12). Tampak kelompok kuliner yang diikuti ibu-ibu PKK mendengarkan narasumber Titik Kusdartini dan praktek secara langsung membuat ingkung ayam jawa.
Di tempat lain, kelompok homestay berdiskusi mengenai pelayanan kepada tamu yang baik dan benar. Kelompok CHSE tampak berdiskusi mengenai bagaimana membersihkan tempat-tempat umum yang sesuai dengan standar. Sedangkan kelompok Digital Marketing dengan peserta kaum muda sedang praktek membuat konten menarik untuk mempromosikan desa wisata.