JOGJA, harianmerapi.com - Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul Yogyakarta meraih predikat Desa Wisata Terbaik Dunia 2021 atau Best Tourism Village dari United Nation World Tourism Organization (UNWTO) di Madrid, Spanyol.
Desa Wisata Nglangeran menjadi satu-satunya wakil Indonesia dan bersanding dengan 43 desa wisata lainnya dari seluruh dunia.
Desa Wisata Nglanggeran masuk nominasi bersama dua desa
lainnya yakni Desa Wisata Tete Batu (Provinsi NTB) dan Desa Wisata Wae Rebo (Provinsi NTT).
“Ini menunjukkan apa yang dilakukan Desa Wisata Nglanggeran dan masyarakat yang ada di situ bersama stakeholder, sudah sesuai dengan yang harus dilakukan. Sebetulnya penghargaan tertinggi itu bukan tujuan, namun pengakuan. UNWTO telah mengakui Desa Nglanggeran telah
menerapkan metode yang tepat untuk CBT-nya,” ujar Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo.
Menurutnya, keberhasilan Desa Wisata Nglanggeran dengan penerapan Community Based Tourism (CBT), menjadi contoh bagi desa wisata lain untuk dapat mengembangkan desanya.
“Ya mempertahankan keaslian, budaya, masyarakatnya, yang selalu melestarikan lingkungan dan memberdayakan masyarakat termasuk kolaborasi dengan stakeholder baik pariwisata maupun bukan,” ujarnya.
Baca Juga: Link Film Layangan Putus Episode 3B Tayang di WeTV Lengkap dengan Sinopsis
Menurutnya, beberapa cara yang dilakukan Nglanggeran seperti penguatan story telling atau narasi untuk paket wisata perlu diadopsi. Selain itu juga pentingnya penguatan ekonomi kreatifnya juga harus dimunculkan.
“Sebelumnya desa ini telah mendapatkan predikat sebagai desa wisata terbaik di level ASEAN. Sekarang terkenalnya versi UNWTO, sekarang tentu mengglobal. Saya yakin jika situasi membaik, kunjungan wisatawan ke Nglanggeran akan semakin tinggi. Ini akan berdampak pada perbaikan ekonomi,” jelas Singgih.
Sementara itu, diprediski setelah ini akan ada lonjakan wisatawan yang datang berkunjung ke Desa Wisata Nglanggeran. Oleh sebab itu perlu diatur sebaik mungkin.
Baca Juga: Tradisi Unik di Sriharjo Imogiri, Warga Keliling Bersenandung Mbang Gadhungan
“Saya kira sistem reservasi susah mulai diberlakukan, sehingga caring
capacity tidak akan terganggu. Ini yang kemudian kelsetarian alam selalu terjaga di sana,” imbuhnya.
Adapun sembilan kriteria dasar yang menjadi penilaian meliputi Budaya dan sumber daya alam; promosi dan konservasi sumber daya alam; keberlanjutan ekonomi; keberlanjutan sosial; ketahanan lingkungan; potensi dan pengembangan pariwisata; tata kelola dan prioritas pariwisata; infrastruktur dan konektivitas; dan kesehatan, keselamatan, dan keamanan. *