SLEMAN, harianmerapi.com - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman terus memantau 16 dari 86 kalurahan dengan jumlah kasus balita gagal tumbuh (stunting) akibat kekurangan gizi kronis. Hal ini mengakibatkan anak lebih pendek dibanding seusianya.
Pada 16 kalurahan tersebut, jumlah kasus (prevalensi) stunting masuk kategori sedang yaitu pada kisaran 10-20 persen. Sedangkan di kalurahan lain masih tergolong prevalensi rendah hingga sangat rendah.
“Dari 86 kalurahan, prevalensi stunting balita semuanya dibawah 20 persen atau kategori aman. Tetapi kita tetap pantau kalurahan yang berada pada prevalensi sedang,” kata Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Cahya Purnama kepada wartawan, Selasa (16/11/2021).
Baca Juga: Bandara YIA Dikepung Wajah Tokoh, Salah Satunya Artis Soimah
Dijelaskan Cahya, berdasarkan hasil pengukuran status gizi balita, pada tahun 2021 terdapat prevalensi angka stunting pada balita sebesar 6,92 persen atau 3.445 anak, sedangkan prevalensi stunting baduta (dibawah dua tahun ) sebesar 6,16 persen (1.158 anak).
Angka ini lebih rendah dibandingkan prevalensi stunting pada tahun 2020 sebesar 7,24 persen setara 4.014 anak.
Meski begitu Cahya mengakui pengukuran status gizi balita pada 2021 menunjukkan penurunan jumlah balita yang dipantau yaitu sebanyak 35.658 balita dari 58.729 balita atau 60,72 persen.
Baca Juga: Pemain PSIM Dievakuasi dari Stadion Manahan dengan Kendaraan Taktis Usai Mengalahkan Persis
Hal ini disebabkan adanya peningkatan kasus Covid-19 dan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Sehingga banyak posyandu tidak menyelenggarakan kegiatan pemantauan pertumbuhan.
Menurut Cahya, faktor lain balita stunting di Kabupaten Sleman karena tidak memiliki Jaminan Kesehatan, tidak ada akses air bersih, tidak mempunyai jamban sehat dan belum imunisasi lengkap.
Penyebab lain yaitu anggota rumah tangga merokok, balita cacingan, ibu balita saat hamil mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) dan penyakit penyerta pada balita.
Baca Juga: Viral Bakso Kuburan Mantan di Kulon Progo, Menikmati Kuliner Murah Sambil Curhat Belum Bisa Move On
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Esti Kurniasih menambahkan, pada tahun 2021 pihaknya telah memprioritaskan 10 kalurahan sasaran penanganan stunting.
10 kalurahan tersebut meliputi Sendangmulyo, Sidomulyo, Margoagung, Merdikorejo, Girikerto, Candibinangun, Glagaharjo, Widodomartani dan Sindumartani.
"Untuk tahun 2022 mendatang, kita perluas dari 10 menjadi 30 kalurahan," terangnya.
Baca Juga: Manfaat Tape Ketan untuk Mencegah Kanker dan Meningkatkan Kekebalan Tubuh