Mural yang Seharusnya Dihapus Adalah Ajakan Kebencian dan Provokasi, Bukan Kritik Sosial

photo author
- Minggu, 3 Oktober 2021 | 08:57 WIB
Dr Budi Irawanto (Dok Humas UGM)
Dr Budi Irawanto (Dok Humas UGM)

YOGYA, harianmerapi.com - Ketua Program Studi Pengkajian Seni pertunjukan dan Seni Rupa SPS UGM Dr Budi Irawanto mengkritisi maraknya mural yang dihapus oleh pemerintah melalui aparat karena beberapa mural dianggap berisi kritikan kepada pemerintah. Mural yang seharusnya dihapus adalah ajakan kebencian dan provokasi.

Menurutnya mural merupakan seni jalanan yang bersifat visual. Sekarang ini menurutnya tidak sedikit seni jalanan ini berisi kritik sosial dan politik tidak hanya terjadi di Indonesia namun hampir di banyak negara.

Namun ia tidak sepakat apabila penghapusan mural dengan menggunakan isu vandalisme atau dianggap mengganggu keindahan kota.

Baca Juga: Pakar UGM Bilang Begini Soal Menjamurnya Mural Mirip Jokowi

“Mural sebagai bagian dari seni jalanan sangat dekat dengan kritik sosial dan politik, tapi tidak semua mural bermuatan politik. Mural sebenarnya lebih banyak mengekspresikan keindahan visual menggunakan medium dengan yang ada di jalan, dinding, dan bangunan arsitektur,” kata Budi Irawanto dalam keterangannya, Sabtu (2/10/2021).

Budi mengajak seniman mural untuk membuat mural yang mampu membangun keindahan kota dengan baik. Meski berbagai mural juga berisi konten yang berupa kritik sosial dan politik kepada pemerintah sebagai bagian dari ekspresi.

Oleh karena itu, ia mengharapkan pemerintah atau aparat tidak alergi terhadap kritik sosial lewat mural.

Baca Juga: Soal Mural Dipaksa Sehat di Negara yang Sakit dan Jokowi 404: Not Found, Dokter Tirta Ajak Faldo Maldini Ngopi

Budi Irawanto mendukung penghapusan mural apabila berisi gambar ajakan kebencian dan provokasi serta tidak menampilkan karya seni yang sesungguhnya.

Menurutnya mural sebagai bagian dari seni sangat berkaitan erat dengan kondisi sosial dan politik yang ada di suatu masyarakat. Seni sudah bergeser bukan lagi sebatas ekspresi individual dari senimannya, namun bagian ekspresi kolektif dan komunitas.

“Seni juga bagian upaya melakukan penyadaran karena memiliki muatan pengetahuan,” paparnya.*

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Sutriono

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB
X