JOGJA, harianmerapi.com - Sejumlah bocah nampak asyik menjajal wahana permainan di zona PAUD Generasi Maju kompleks Taman Pintar Jogja.
Mereka tertawa riang, lalu mencoba wahana permainan lain di zona yang kembali dibuka oleh Danone Indonesia tersebut.
Selain wahana permainan, ada ruangan yang berisi diorama dan informasi kuliner nusantara, hingga panggung untuk mengakomodir bakat seni anak.
Namun demikian, selama hampir dua tahun, pembatasan fisik dan sosial akibat pandemi menyebabkan masalah kesehatan yang mempengaruhi emosional, mental, dan perkembangan terutama pada anak.
Anak-anak usia dini kehilangan tingkat interaksi yang merupakan tonggak penting bagi perkembangan sosial emosionalnya.
Direktur Bina Keluarga Balita dan Anak, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dr. Irma Ardiana, MAPS mengutarakan, gaya pengasuhan memengaruhi perkembangan kognitif, emosional, dan sosial anak.
Baca Juga: 3 Mitos Soal Tumbuh Kembang Anak yang Seharusnya Dihindari
Pengasuhan bersama menekankan komunikasi, negosiasi, kompromi, dan pendekatan inklusif untuk pengambilan keputusan dan pembagian peran keluarga.
Menurutnya, pola pengasuhan kolaboratif antara ayah dan ibu menawarkan cinta, penerimaan, penghargaan, dorongan, dan bimbingan kepada anak-anak.
Peran orangtua yang tepat dalam memberikan dorongan, dukungan, nutrisi, dan akses ke aktivitas untuk membantu anak memenuhi milestone aspek perkembangan merupakan hal yang penting.
Baca Juga: Presiden Jokowi tanda tangani Perpres Penghapusan Kekerasan terhadap Anak, ini isinya
Dalam konteks percepatan penurunan stunting, pengasuhan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) menjadi sangat penting untuk memastikan kebutuhan nutrisi dan psiko-sosial sejak janin sampai dengan anak usia 23 bulan.
Peran Tim Pendamping Keluarga menjadi krusial untuk mendampingi keluarga berisiko stunting dalam pemberian informasi pengasuhan di Bina Keluarga Balita.