3 Mitos Soal Tumbuh Kembang Anak yang Seharusnya Dihindari

photo author
- Jumat, 26 November 2021 | 21:38 WIB
Dokter spesialis anak dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A dalam webinar Tentang Anak di Jakarta, Jumat (26/11/2021)  (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)
Dokter spesialis anak dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A dalam webinar Tentang Anak di Jakarta, Jumat (26/11/2021) (ANTARA/Maria Cicilia Galuh)

 


JAKARTA, harianmerapi.com - Ada beberapa mitos soal tumbuh kembang anak yang harus dihindari, antara lain anak dilarang melakukan aktivitas sehari-hari dengan tangan kiri karena akan menjadi kidal.


Dokter spesialis anak dr. Mesty Ariotedjo, Sp.A mengatakan masih banyak orangtua yang percaya pada mitos semacam itu.

Dokter lulusan FKUI-RSCM ini mengatakan, anak yang belum berusia 2 tahun dibebaskan untuk mencoba menggenggam atau menggunakan tangan kirinya saat beraktivitas seperti mencorat-coret serta bermain. Sebab hal tersebut akan berpengaruh pada perkembangan otak kiri dan kanannya.

Baca Juga: Ini Beberapa Opsi Terapi Kanker Paru Menurut Spesialis

"Anak butuh memiliki keseimbangan otak kiri dan kanan dan memang ini harus distimulasi terus. Kalau kita menahan dia untuk menggunakan tangan kirinya, maka otak kanannya akan terhambat perkembangannya," ujar dr. Mesty dalam webinar Tentang Anak pada Jumat (26/11/2021).

Mitos kedua yang sering dilakukan oleh orangtua adalah menggunakan baby walker untuk membantu anak lebih cepat berjalan.

Dokter Mesty mengatakan bahwa penggunaan baby walker tidak direkomendasikan di seluruh dunia sebab menyebabkan banyak kecelakaan pada anak. Tak hanya itu, penggunaan baby walker juga dapat menyebabkan fungsi kaki tidak optimal jika dibandingkan dengan anak yang tidak menggunakan alat bantu berjalan.

Baca Juga: Jubir Pemerintah Minta Gereja Sediakan Opsi Ibadah Natal dari Rumah

"Selain bahaya, itu juga menyebabkan fungsi kakinya menjadi tidak natural dan akhirnya menjinjit dan posisi jalannya mungkin tidak seoptimal yang tidak pakai baby walker walaupun tidak semua anak mengalami itu," kata dr. Mesty.

Lebih lanjut dr. Mesty menyebutkan mitos terakhir yang sering dilakukan oleh para orangtua adalah melarang anak memasukkan tangan ke mulut.

Dokter Mesty menjelaskan bahwa sampai usia 2 tahun, anak sedang dalam fase oral di mana memasukkan tangan ke dalam mulut adalah hal yang dianggap nyaman.

Baca Juga: Tinjau Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak, Ganjar : Ini Ikhtiar untuk Atasi Kemacetan

"Itu tidak perlu dilarang karena memasukkan tangan ke mulut adalah salah satu bentuk soothing," ujar dr. Mesty.

Yang harus dilakukan saat anak memasukkan tangannya ke mulut adalah melakukan observasi atas tindakan tersebut. Orangtua harus memahami apa yang dibutuhkan anak saat itu, apakah ada sesuatu yang tidak terpenuhi atau yang membuatnya merasa tidak nyaman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Hudono

Sumber: Antara

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X