jawa-tengah

Terobosan Baru, DLH Sukoharjo Sosialisasi Pengelolaan Sampah dengan Budidaya Maggot

Senin, 27 September 2021 | 13:54 WIB
Bupati Sukoharjo Etik Suryani saat membuka sosialisasi pengelolaan sampah dengan budidaya black soldier fly (BSF) atau maggot. (Foto: Wahyu Imam Ibadi)

SUKOHARJO, harianmerapi.com- Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo melakukan sosialisasi pengelolaan sampah dengan budidaya black soldier fly (BSF) atau maggot.

Kegiatan dilakukan dengan sasaran lima kecamatan dengan tingkat sampah buangan masyarakat paling banyak. Maggot dipilih sebagai salah satu terobosan untuk dilakukan ditingkat desa membantu pemerintah dalam mengatasi masalah sampah.

Sosialisasi digelar di Aula Gedung Menara Wijaya Lantai 10 Pemkab Sukoharjo, Senin (27/9/2021). Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Sukoharjo Etik Suryani dan Wakil Bupati Sukoharjo Agus Santosa. Peserta kegiatan para kepala desa di lima kecamatan dan perwakilan kepala desa dan lurah dari kecamatan lain. Lima kecamatan tersebut, Kecamatan Sukoharjo, Baki, Mojolaban, Grogol dan Kartasura.

Baca Juga: Replika Bunga Kecubung Raksasa, Program Pemberdayaan Seniman Kulonprogo dari Dinas Pariwisata

Kepala DLH Sukoharjo Agustinus Setiyono mengatakan, sosialisasi pengelolaan sampah dengan budidaya black solider fly (BSF) atau maggot dimaksudkan untuk mendukung upaya pengurangan sampah pada sumbernya dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup khususnya dalam bidang pengelolaan sampah.

Tujuan sosialisasi untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah dan mendorong gerakan memilah sampah mulai dari sumber sampah.

"Peserta sosialisasi diprioritaskan pada lima kecamatan penghasil sampah terbanyak di Kabupaten Sukoharjo. Pembatasan peserta juga kami lakukan karena masih pandemi virus Corona," ujarnya.

Baca Juga: Tak Boleh Lagi Ada Pungli dan Perizinan Berbelit, Ini Kata Moeldoko

Agustinus menjelaskan, selama ini sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Sukoharjo hanya mengandalkan kumpul angkut buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mojorejo, Bendosari. Hal ini berdampak di TPA Mojorejo, Bendosari terjadi tumpukan sampah yang sangat banyak. Setidaknya ada sekitar 140 ton sampah masuk ke TPA Mojorejo, Bendosari setiap hari.

Suatu jumlah yang tidak sedikit. Sedangkan luas TPA Mojorejo, Bendosari sangat terbatas hanya 4,5 hektar. Apabila hal ini dibiarkan terus menerus maka dalam waktu sekitar tiga tahun diprediksi TPA Mojorejo, Bendosari akan penuh.

Berbagai upaya dilakukan dengan mengubah pola pengelolaan sampah yang dimulai dari sumber sampah dengan sistem 3R (reduse, reuse dan recycle) yang bertujuan untuk mengurangi timbul sampah.

Baca Juga: Penjabat Kepala Daerah Tak Boleh Sembarangan, Harus Paham Proses Demokrasi

Agustinus menambahkan, ada hasil temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengenai kinerja pengelolan sampah di Kabupaten Sukoharjo yaitu masalah pemilahan sampah baik pemilahan di TPS maupun di TPS3R. Menurut BPK pemilahan sampah di Kabupaten Sukoharjo masih kurang optimal, terbukti banyak plastik masih berada di TPA.

Untuk itu perlu ditindaklanjuti dengan melakukan pemilahan sampah menurut jenisnya yakni sampah organik dan anorganik.

Halaman:

Tags

Terkini

PPDI Merah Putih Ingin Berpatisipasi MBG dan KDMP

Minggu, 21 Desember 2025 | 18:00 WIB