diy

Harga Telur Anjlok Tapi Pakan Mahal, Peternak Ayam di Kulon Progo Menjerit

Senin, 13 September 2021 | 10:25 WIB
Ilustrasi - Peternak melepas anak ayam karena harganya yang semakin anjok. (Dokumen Harianmerapi)

KULON PROGO, harianmerapi.com - Peternak ayam di Kulon Progo menjerit. Mereka kini terancam gulung tikar lantaran terus menerus menanggung rugi.

Kondisi ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir. Para peternak ayam di Kulon Progo mengeluhkan dua hal yang menyebabkan mereka tidak bisa memperoleh keuntungan.

"Yakni harga telur ayam yang anjlok serta harga pakan tinggi," kata salah satu peternak ayam di Kapanewon Lendah, Sardi, Minggu (12/9/2021).

Baca Juga: Judi Sabung Ayam Digrebek, Penjudi Kocar-kacir

Ia menyebut, harga telur ayam di tingkat peternak kini sedang anjlok dengan kisaran Rp 15.000 per kilogram, sementara harga eceran sekitar Rp 16.000 per kilogram. Dengan harga ini, peternak sulit mendapatkan keuntungan.

"Sebab tidak sebanding dengan biaya produksi. Harga yang bagus itu di atas Rp 20.000 per kilogram," tegasnya.

Keluhan yang disampaikan para peternak bukan hanya soal anjloknya harga telur. Belakangan ini, juga terjadi kenaikan harga pakan ayam sehingga biaya operasionalnya menjadi naik.

Baca Juga: Gerakan Nasional Peternak Petelur di Masa Pandemi: Jaga Sedulur, Jangan Lupa Makan Telur

"Tahun ini harga jagung naik dari sebelumnya Rp 4.000 jadi Rp 6.000. Harga konsentrat juga naik. Satu sak dengan seberat 50 kg kini dihargai Rp 450.000 dari sebelumnya Rp 370.000," jelasnya.

Jika kondisi ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin usaha peternakan ayam yang dijalankan Sardi akan gulung tikar. Ia kemudian berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk menstabilkan harga.

Dampak anjloknya harga telur juga dirasakan pengepul, salah satunya Budi Prasetyo, warga Kapanewon Lendah. Stok telur menumpuk, sementara produksinya terus berjalan.

Baca Juga: 46 Anak Yatim Piatu di Kulon Progo Korban Covid-19 Terima Santunan dari Baznas

"Dulu setiap hari kami bisa habis 5 sampai 7 ton, tapi kalau situasi seperti ini jadi numpuk. Bisa jual 1 atau 2 ton sehari sudah bagus," ucapnya.

Budi menduga, rendahnya harga telur dipicu karena turunnya daya beli masyarakat. Selain itu juga ada kaitannya dengan program penyaluran bantuan sosial masyarakat. Pencairan program untuk warga kurang mampu ini menurutnya membuat harga telur menjadi tinggi.

Halaman:

Tags

Terkini

PMI DIY Kirim Tim Layanan Kesehatan ke Aceh Tamiang

Jumat, 12 Desember 2025 | 16:55 WIB