solo

Petani di Sukoharjo Tetap Pilih Tanam Padi Meski Kondisi Panas Kemarau, Ini Alasannya

Kamis, 31 Agustus 2023 | 12:50 WIB
Ilustrasi. Meski panas kemarau, petani di Sukoharjo tetap menanam padi. (Ulum Subekti)

HARIAN MERAPI - Petani di Sukoharjo tetap memilih menanam padi meski kondisi sawah kering terdampak musim kemarau bersamaan dengan fenomena alam El Nino.

Sumber air didapat petani di Sukoharjo dengan memanfaatkan sungai dan sumur dalam. Akibatnya biaya penanaman padi menjadi meningkat karena kebutuhan sewa mesin pompa air dan bahan bakar.

Petani Desa Menuran Kecamatan Baki Sukoharjo Bagyo, Kamis (31/8/2023) mengatakan, kondisi lahan sudah kering karena lahan pertanian di wilayahnya tidak dialiri saluran irigasi dan mengandalkan air hujan. Sawah tadah hujan tersebut tetap ditanami padi.

Baca Juga: JPW: Dokter penanggungjawab UKP Puskesmas Kokap II Kulonprogo harus diberhentikan sementara, ini alasannya

Petani lebih memilih menanam padi karena sudah menjadi pola tanam dan berharap mendapatkan keuntungan besar. Padi dikatakan Bagyo menjadi komoditas yang lebih mudah dijual di pasar.

"Lebih pilih tanam padi. Meski sulit karena tidak ada air tapi tetap tanam padi karena hasil panen banyak yang beli," ujarnya.

Bagyo menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan air tanam padi dilakukan dengan menyedot air sungai dan sumur pantek atau sumur dalam. Usaha tersebut dilakukan dengan risiko biaya lebih besar harus ditanggung petani.

Biaya harus dikeluarkan untuk sewa mesin diesel atau pompa air dan bahan bakar. Dalam satu hari petani harus mengeluarkan uang ratusan ribu rupiah.

Baca Juga: Bila anak tiba-tiba berubah perilaku, orang tua patut waspada indikasi timbulnya masalah mental, ini cirinya

Biaya tambahan lain harus dikeluarkan apabila air untuk mengairi sawah sampai malam hari.

Petani Desa Ngemplak Kecamatan Kartasura Suratno mengatakan, petani di desanya sudah terbiasa menghadapi kondisi kering saat musim kemarau.

Sebab di wilayahnya tidak ada aliran irigasi yang bisa diandalkan saat kekeringan melanda. Air sepenuhnya diambil petani dari sumur pantek.

"Sudah risiko sawah tadah hujan kekurangan air saat kemarau. Petani tetap tanam padi. Air diambil dari saluran air atau sungai dan sumur pantek," ujarnya.

Baca Juga: Kota Yogyakarta Kembali Gelar Vaksinasi Rabies Gratis, Ada 2.000 Dosis untuk Kucing, Anjing dan Kera

Halaman:

Tags

Terkini