HARIAN MERAPI - Kabupaten Karanganyar diminta membentuk komisi pengawasan pupuk kimia untuk menekan penggunaannya secara berlebih.
Residu pupuk kimia pada bahan makanan justru meningkatkan risiko penyakit bagi konsumen.
Gerakan menekan penggunaan pupuk kimia disampaikan Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah, Dyah Lukisari.
Baca Juga: Pengamen jalanan dinilai menganggu pengguna jalan, ini yang dilakukan Satpol PP Sleman
Hal itu disampaikan kepada peserta lomba cipta menu beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) berbahan sumber daya lokal 2023 di pendopo rumah dinas bupati Karanganyar, Selasa (2/8/2023).
"Karanganyar itu sentra sayuran. Terutama di Tawangmangu dan sekitarnya. Ini potensial untuk diterapkan diverensiasi pangan," katanya.
"Namun yang disayangkan, saat kami melakukan pengawasan, komoditas cabe dan kubis membawa kandungan pestisida di atas ambang batas," lanjutnya.
Konsumsi pestisida di dalam makanan berbahaya bagi kesehatan apabila residunya terakumulasi di dalam darah.
Baca Juga: Bawa pedang dan 2 botol miras, warga Salam ditangkap polisi, ini kronologinya
Ia menyarankan cuci bersih sayuran segar yang dipetik dari kebun. Apalagi, sayuran itu disuplai pupuk kimia.
"Terutama sayuran yang langsung dilalap. Cuci bersih dulu," katanya.
Ia menilai komisi pengawasan pupuk kimia belum efektif menyeleksi pengguna barang bersubsidi itu.
Sejauh ini sayuran yang tumbuh berkat pupuk kimia masih beredar bebas di masyarakat.
Baca Juga: Panji Gumilang diperiksa lagi hari ini terkait kasus penodaan agama, begini penjelasan polisi
Komisi tersebut seharusnya menekankan takaran aman pemakaian pupuk kimia pada tanaman pangan.