HARIAN MERAPI - Pemkot Yogyakarta memaksimalkan pemilahan sampah sebelum masuk ke depo. Uji coba yang sudah berjalan sepekan ini dilakukan di Depo Mandala Krida, Lapangan Karang, THR Purawisata Jalan Brigjen Katamso dan Depo Kotabaru yang mencakup 21 kelurahan.
"Uji coba pemilahan sampah di depo dilakukan untuk menekan volume sampah yang diangkut ke Unit Pengelolaan Sampah (UPS). Dengan mengerahkan pemilah, melalui metode padat karya, nanti dilihat seperti apa penurunan sampahnya," ujar Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo di Balai Kota, Senin (21/7).
Baca Juga: Optimalkan Kawasan XT-Square, BUMD Pemkot Yogyakarta Kembangkan Pusat Kulakan Sembako
Pemkot Yogyakarta terus mengedukasi masyarakat agar memilah sampah. Termasuk kepada penggerobak, khususnya di Depo Kotabaru yang tengah diuji coba memberikan apresiasi kepada penggerobak jika sampah yang dibawa tidak ada selembar plastik yang dibuang.
"Ini yang dicoba di Depo Kotabaru, ada 15 penggerobak yang coba dikasih ketentuan untuk tidak membawa selembar plastik pun ke depo. Tentunya diberikan apresiasi untuk memilahnya, ada reward. Jadi kombinasi antara memilah di depo dan memilah di penggerobak, kemudian secara bertahap terpilahnya sejak dari rumah, sehingga bisa lebih banyak mengurangi sampah yang dibawa ke UPS," terangnya.
Baca Juga: Parfum Laundry Jogja Andalkan Aroma Wewangian Premium dan Eksklusif
Menurut Hasto, salah satu contoh konkret bahwa pemilahan sampah dapat menekan volume sampah yang dibawa ke Depo adalah Kemantren Pakualaman. "Memilahnya berbasis rumah tangga, sejak di tingkat keluarga, penggerobak tidak mau mengambil kalau belum terpilah. Hasilnya yang biasanya 8 ton per hari untuk satu wilayah kemantren, sekarang bisa berkurang drastis menjadi 2,5 sampai 3 ton saja per hari," imbuhnya.
Sejalan dengan itu Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Agus Tri Haryono menjelaskan, sampah di Kota Yogyakarta per hari mencapai 250 sampai 260 ton. Dengan kemampuan mengolah di angka 190 sampai 200 ton, sehingga diperlukan upaya pengurangan sampah di hulu atau sumbernya sekitar 60 sampai 70 ton per hari.
"Strategi pengurangan sampah dilakukan dengan pemilahan lanjutan di depo. Nanti sampah residu dibawa ke UPS, anorganik ke Bank Sampah Induk dan organik dibawa offtaker. Hasilnya di Depo Mandala Krida, Lapangan Karang dan THR Purawisata per hari volume sampah yang dibawa ke UPS turun berkisar antara 0,7 sampai 1 ton," jelasnya.
Kemudian hasil uji coba pemilahan oleh penggerobak di Depo Kotabaru, lanjut Agus, berdampak lebih besar pada pengurangan sampah yang dibawa ke UPS. Dengan jumlah berkisar 1 sampai 1,3 ton per hari.
"Strategi ini lebih bisa menekan volume sampah yang dibawa ke UPS, ketika sampah yang dibawa penggerobak ke Depo sudah terpilah. Apalagi ketika dari tingkat rumah tangga yang dibawa penggerobak sudah terpilah, tidak ada barang plastik dan kaca yang masuk ke Depo," katanya.
Baca Juga: Legenda Bulu Tangkis Indonesia Iie Sumirat Meninggal Dunia
Agus juga menerangkan, penyaluran sampah anorganik terpilah bernilai ekonomis dilakukan melalui bank sampah unit di setiap RW atau mitra daur ulang lainnya. Sedangkan yang tidak punya nilai ekonomis akan dibawa penggerobak ke Depo sesuai jadwal menggunakan kantong hitam.