Pemenuhan penambahan pangkalan sepenuhnya menjadi kewenangan pusat. Berdasarkan data Diskopumdag Sukoharjo diketahui ada 3 SPBE, 23 agen dan 1.412 pangkalan gas yang terlibat dalam pendistribusian elpiji 3 kilogram.
Jumlah agen dan pangkalan paling banyak berada di wilayah padat penduduk seperti Kecamatan Sukoharjo, Grogol dan Kartasura.
Keberadaan pangkalan elpiji 3 kilogram masih belum merata. Akibatnya di wilayah zona merah masih mengalami kesulitan distribusi dan pemenuhan kebutuhan gas bersubsidi untuk masyarakat belum terpenuhi.
Zona merah yang masih mengalami kekurangan pangkalan meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu. Diskopumdag Sukoharjo mendorong dilakukan penambahan pangkalan elpiji 3 kilogram di tiga kecamatan tersebut.
"Pangkalan elpiji 3 kilogram sekarang terkonsentrasi di wilayah padat penduduk seperti Kecamatan Sukoharjo, Grogol dan Kartasura. Tapi bukan berarti di zona merah yang penduduknya sedikit tidak butuh pangkalan, justru disana kami dorong untuk dilakukan penambahan pangkalan agar distribusi lebih mudah dan cepat. Tujuannya agar kebutuhan masyarakat terpenuhi," lanjutnya.
Diskopumdag Sukoharjo melihat penting dilakukan penambahan pangkalan di zona merah meliputi Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu karena banyaknya warga miskin. Terlebih lagi keperuntukan elpiji 3 kilogram tersebut khusus untuk masyarakat miskin.
"Elpiji 3 kilogram ini khusus untuk masyarakat miskin. Di wilayah Kecamatan Tawangsari, Weru dan Bulu yang merupakan zona merah disana justru banyak masyarakat miskin dan sudah menjadi hak mereka mendapat gas bersubsidi dari pemerintah. Selama ini justru penggunaan gas bersubsidi ini banyak terdistribusi di daerah padat penduduk yang masyarakatnya sudah maju seperti di Sukoharjo, Grogol dan Kartasura," lanjutnya.
Pemkab Sukoharjo mendapat kuota elpiji 3 kilogram ke pemerintah pusat tahun 2025 sebesar 40.033.26 matrik ton (MT) atau 13.344.420 tabung.
Angka tersebut lebih besar dibanding kuota gas bersubsidi yang didapat tahun 2024 sebanyak 35.915 MT atau 11.971.666 tabung.
Kuota tahun 2025 lebih banyak dibandingkan tahun 2024 mengingat pada tahun 2024 lalu realisasi penyaluran elpiji 3 kilogram melebihi kuota yang ditetapkan. Total penyaluran gas bersubsidi tahun 2024 sebanyak 36.345.98 MT atau 12.115.327 tabung atau overload sekitar 1,2 juta tabung selama setahun.
Kuota elpiji 3 kilogram tahun 2025 sebanyak 13.344.420 tabung berdasarkan hasil perhitungan dan kajian. Hal itu melihat dari kenaikan realisasi penyaluran dibandingkan kuota gas bersubsidi yang didapat daerah dari pusat tahun 2024 lalu.
"Jadi tahun 2024 lalu ada kenaikan sekitar 1,2 juta tabung atau overload realisasi penyaluran dibandingkan kuota yang didapat. Berdasarkan kuota tahun 2024 sebanyak 11.971.666 tabung dan realisasi penyaluran 12.115.327 tabung. Sedangkan kuota tahun 2025 sebanyak 13.344.420 tabung," lanjutnya.
Diskopumdag Sukoharjo menaikan angka usulan kuota elpiji 3 kilogram tahun 2025 ke pemerintah pusat karena ada kenaikan jumlah pengguna gas bersubsidi dari masyarakat miskin dan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Penambahan tersebut terjadi seiring bertambahnya jumlah penduduk dan pelaku usaha di Kabupaten Sukoharjo.
"Perkiraan kami pengguna elpiji 3 kilogram naik signifikan. Sebab setiap tahun ada kenaikan dengan angka besar. Tahun 2024 lalu saja ada overload penyaluran hingga 1,2 juta tabung," lanjutnya.
Berdasarkan data Diskopumdag Sukoharjo diketahui kuota reguler elpiji 3 kilogram untuk bulan Januari tahun 2025 sebanyak 940.040 tabung.