solo

Target tuntas di tahun 2026, BPBD Sukoharjo kebut pembentukan 167 Destana

Sabtu, 10 Mei 2025 | 17:05 WIB
Bupati Sukoharjo Etik Suryani membuka sosialisasi Kencana dan Destana (Dok. Pemkab Sukoharjo)

Desa tersebut berada disepanjang aliran sungai dan perbukitan. Sedangkan desa dan kelurahan lain belum membentuk Destana karena masih beranggapan wilayahnya masih aman dan belum tersentuh bencana alam.

"Tidak harus rawan bencana alam banjir dan tanah longsor saja. Tapi juga desa rawan bencana alam angin kencang harus membentuk Destana. Tidak harus menunggu bencana alam datang dulu, tapi mengantisipasi dengan membentuk Destana lebih awal itu penting sebagai kewaspadaan," lanjutnya.

Bupati Sukoharjo Etik Suryani mengatakan, seperti yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap berbagai jenis bencana. Di Kabupaten Sukoharjo sendiri terdapat enam potensi atau ancaman bencana yang harus kita waspadai yaitu gempa bumi, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan/lahan, dan angin kencang.

Penting bagi kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan, kesiapsiagaan, dan pengetahuan akan bencana yang mungkin terjadi. Upaya-upaya pencegahan, mitigasi, tanggap darurat, serta pemulihan pasca bencana juga harus menjadi perhatian kita bersama.

Bencana dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Penting bagi semua pihak menunjukkan komitmen kita untuk membangun wilayah yang siap menghadapi berbagai ancaman bencana dengan cara yang terorganisir dan terkoordinir.

Dalam rangka pengurangan risiko bencana, pengurangan kerugian baik materiil maupun non materiil, dan korban akibat bencana, yang perlu kita kuatkan adalah kapasitas yang dalam hal ini yaitu kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana.

Salah satu bentuk penguatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana adalah dengan mengimplementasikan Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) dan membentuk Desa Tangguh Bencana (Destana).

Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana) adalah inisiatif gerakan untuk memperkuat upaya penanggulangan bencana di daerah melalui dukungan kecamatan sesuai dengan peran dan kewenangan yang dimiliki Camat pada penerapan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) sub urusan Bencana dan pengkoordinasian upaya-upaya penanggulangan bencana setingkat desa/ kelurahan di wilayahnya.

Sedangkan Desa tangguh bencana (Destana) merupakan desa yang memiliki kemampuan untuk mengenali ancaman di wilayahnya dan mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk mengurangi kerentanan dan sekaligus meningkatkan kapasitas demi mengurangi risiko bencana.

Gerakan Kencana dan Destana ini bukan hanya sekedar program, akan tetapi juga upaya nyata untuk melindungi dan meningkatkan kualitas hidup kita dan seluruh masyarakat.

Dengan meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, kita tidak hanya melindungi diri kita sendiri, tetapi juga seluruh masyarakat dan generasi-generasi yang akan datang.

Di Kabupaten Sukoharjo Gerakan Kencana dan Pembentukan Destana masih perlu mendapat perhatian lebih, baik pada tingkat kabupaten, kecamatan, maupun kelurahan/ desa. Untuk itu, bupati memberikan apresiasi atas penyelenggaraan kegiatan sosialisasi ini.

Dengan adanya sosialisasi ini, saya berharap dapat meningkatkan pemahaman terkait Gerakan Kencana dan Destana, sehingga partisipasi dan peran serta dalam penanggulangan bencana di Kabupaten Sukoharjo akan menjadi lebih optimal.

"Saya mengajak kita semua untuk terus berkolaborasi, bersinergi, dan bersama-sama membangun desa, kecamatan, dan kabupaten yang tangguh dan aman dari bencana. Semoga kegiatan hari ini dapat menjadi tonggak awal bagi kita untuk terus memperkuat kesiapsiagaan kita dalam menghadapi bencana," ujarnya.

Bupati berharap, pada tahun 2026 kedepan semua desa/ kelurahan di Kabupaten Sukoharjo sudah menjadi Desa Tangguh Bencana dan semua Kecamatan juga sudah melaksanakan Gerakan Kecamatan Tangguh Bencana sebagai penguatan implementasi dari salah satu SPM di kecamatan. *

Halaman:

Tags

Terkini