HARIAN MERAPI - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo kebut pembentukan 167 Desa Tangguh Bencana (Destana) dan akan selesai sesuai target tahun 2026 mendatang.
Sedangkan ditingkat kecamatan sebanyak 12 kecamatan sudah membentuk kecamatan tangguh bencana (Kencana).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo Ariyanto Mulyatmojo, Sabtu (10/5/2025) mengatakan, pembentukan Destana dikebut baik di tingkat desa dan kelurahan di Kabupaten Sukoharjo.
Sebab pada tahun 2024 lalu sudah dicanangkan target pembentukan Destana selesai dalam waktu dua tahun hingga 2026 mendatang. Pembentukan Destana tersebut sekaligus sesuai dengan kebijakan pusat.
Jumlah Destana di Kabupaten Sukoharjo terus mengalami peningkatan setiap tahun. Apabila pada tahun 2023 hanya ada 11 Destana maka tahun 2024 lalu bertambah menjadi 27 Destana.
Untuk sementara Destana dibentuk ditingkat desa. Namun demikian pembentukan serupa dilakukan tingkat kelurahan.
"Di Kabupaten Sukoharjo ada 150 desa dan 17 kelurahan sehingga total 167 desa dan kelurahan. Sedangkan kondisi saat ini baru ada 27 Destana di desa dan jumlahnya akan terus ditambah sehingga selesai sesuai target di tahun 2026 mendatang," ujarnya.
Baca Juga: Pengunduran Diri Hasan Nasbi Ditolak Prabowo, Istana Ungkap Alasan Tak Ganti Kepala PCO
Pembentukan Destana di Kabupaten Sukoharjo akan terus ditambah setiap tahun. Sebab, meski ada penambahan namun jumlahnya masih dianggap sedikit.
Berdasarkan data di Kabupaten Sukoharjo ada 167 desa dan kelurahan, sedangkan jumlah Destana hanya ada 27 Destana saja.
BPBD Sukoharjo pada tahun 2025 ini berharap ada penambahan jumlah Destana signifikan. Sebab tahun 2026 mendatang ditargetkan sebanyak 167 desa dan kelurahan sudah membentuk Destana.
"Penambahan jumlah Destana didasari kesadaran pemerintah desa dalam kewaspadaan bencana alam," lanjutnya.
Baca Juga: Suadesa Festival 2025 Dorong Ekonomi Desa, Homestay di Kawasan Borobudur Panen Wisatawan
BPBD Sukoharjo rutin turun ke desa dan kelurahan memberikan pendampingan dan sosialisasi untuk mempercepat pembentukan Destana. Ariyanto menjelaskan, sebanyak 27 Destana yang sudah terbentuk didominasi di wilayah rawan bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.