yogyakarta

Plengkung Gading Alami Deformasi Akibat Tekanan Lalu Lintas, Ini Penjelasan Sri Sultan

Jumat, 24 Januari 2025 | 09:00 WIB
Plengkung Nirbaya atau Plengkung Gading. (Foto: Dok. Visiting Jogja/@dededwi.id)

HARIAN MERAPI - Berdasarkan temuan Dinas Kebudayaan DIY tahun 2018, terdapat deformasi berupa retakan di lengkung Plengkung Nirbaya atau yang lebih dikenal dengan Plengkung Gading. Hal ini disebabkan oleh tekanan aktivitas dan tekanan lalu lintas.

Kondisi inilah yang mendasari perlunya penataan ulang pada Plengkung Gading. Karena ternyata, selain tekanan tersebut berpotensi besar merusak konstruksi fisik Plengkung Gading, juga mengakibatkan menurunnya kualitas udara di kawasan tersebut. Dari kajian tersebut, diwacanakan akan ada penataan Plengkung Gading. Penataan ini akan diikuti pula dengan penataan ulang pedagang yang ada di kawasan tersebut.

Baca Juga: Uji Coba Penutupan Plengkung Gading, Kraton Yogyakarta Janji Tak Usir Pedagang

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, penataan Plengkung Gading yang diikuti oleh penataan pedagang ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan usaha mereka.

"Akan ditata. Kan baru percobaan saja. Memungkinkan atau tidak," ungkap Sri Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Rabu (22/1), yang dilansir dari laman Pemda DIY.

Selain itu, sebagai bagian dari Sumbu Filosofi Yogyakarta, kawasan tersebut memang harus ditata ulang, dan dikembalikan marwah serta fungsinya. Penataan ini merupakan bagian dari implementasi rekomendasi UNESCO setelah Sumbu Filosofi ditetapkan sebagai Warisan Dunia Tak Benda. Area Sumbu Filosofi membentang dari Tugu Pal Putih hingga Panggung Krapyak di selatan, berbatas Kali Winongo.

Baca Juga: Gratis Selama Uji Coba Setahun, Bus Listrik Layani Trayek Bandara Adisutjipto hingga Kawasan Sumbu Filosofi

"Ya semua kan ada rekomendasi-rekomendasi dari UNESCO yang harus diurus. Kawasannya dari Tugu sampai selatan sana. Kan ada rekomendasinya," jelas Sri Sultan.

Mengenai kapan penutupan, dan bagaimana mekanismenya, Sri Sultan mengaku belum tahu. Akan ada uji coba terlebih dahulu sebelum wacana tersebut dijalankan. "Belum. Dicoba saja belum," sambungnya.

Kepala DPUPESDM DIY, Anna Rina Herbranti membenarkan bahwa saat ini kondisi retaknya Plengkung Gading memang diakibatkan tekanan lalu lintas. Tekanan lalu lintas ini berakibat cukup fatal bagi Plengkung Gading. Kondisi ini memaksa untuk dilakukan penataan dan manajemen lalu lintas.

Baca Juga: Pemda DIY Siapkan Dua Skenario Pelantikan Bupati dan Wali Kota

"Soal plengkung Gading itu ranahnya di Dishub DIY. Itu kan cagar budaya dan ada di sumbu filosofi. Lalu lintas kalau ini jumlahnya padat dan melihat kondisi plengkung nya kan beberapa ada yang retak. Ini sudah lama sekali jadi harus dijaga, terutama dari lalu lintas yang lewat," kata Ana.

Ana menyebut, harus ada uji coba terkait pengaturan lalu lintas di kawasan ini. Nantinya akan dilakukan koordinasi dengan lurah dan kepolisian serta masyarakat. Setelah itu, baru akan uji coba dan kemudian ditutup.

"Meskipun ditutup, kan ada jalur alternatif sisi timurnya. Ini perlu dilakukan untuk mengamankan cagar budaya," jelas Ana.

Diketahui, Dinas Perhubungan DIY telah melakukan telaah manajemen dan rekayasa lalu lintas kawasan Njeron Beteng segmen Plengkung Gading atau Plengkung Nirbaya. Ada beberapa aspek pengelolaan Sumbu Filosofi.

Halaman:

Tags

Terkini