HARIAN MERAPI - Kasus penyakit leptospirosis di Kabupaten Gunungkudul tahun ini terjadi lonjakan dibanding tahun sebelumnya.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul mencatat angka capaian sampai awal Oktober 2023 sudah terjadi sebanyak 63 kasus leptospirosis dengan tiga orang di antaranya meninggal.
Capaian kasus ini sama dengan yang terjadi pada 2017 lalu yang mencapai 64 kasus leptospirosis dan 16 orang di antaranya meniinggal dunia.
Baca Juga: Petani Jantiharjo Karanganyar Kelimpungan Berburu Air Karena Embung Dungdo Rusak
"Terkait peningkatan kasus kami minta masyarakat meningkatkat kewaspadaan," kata Kadinkes Gunungkidul dr Dewi Irawaty f MKes Kamis (5/10/2023).
Dari tahun 2018-2020 kasus penyebaran penyakit leptospirosis sebenarnya sudah mengalami penurunan karena dari kurun waktu 2018-2020, temuan kasus tidak lebih dari 16 orang yang terjangkit tiap tahunnya.
Tetapi, pada tahun 2021, kasus penularan meningkat dengan jumlah 17 kasus dan 2022 sebanyak 31 kasus. Secara akumulasi jumlah warga terjangkit leptospirosis setiap tahunnya terjadi fluktuasi.
Meskipun jika dilihat dari penyebaran dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ada peningkatan. Untuk tahun ini hingga awal Oktober sudah ada 63 kasus dengan jumlah kematian warga terjangkit tiga orang.
Baca Juga: Gara-gara tunggak iuran Jamsostek, dua direktur perusahaan jadi tersangka, ini kronologinya
“Karena tahun ini masih berpotensi bertambah karena akhir tahun masih dua bulan lebih," imbuhnya.
Untuk mencegah risiko penularan, pihaknya meminta masyarakat untuk terus menjalani pola hidup bersih dan sehat serta rajin berolahraga.
Selain itu, juga terus menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak menjadi sarang tikus yang menjadi penyebab terjadinya penularan penyakit leptospirosis ini.
Baca Juga: Kapolres Salatiga datangi Rumah Dinas Dandim 0714 Salatiga, ini kejutannya
Jika lingkungan bersih maka potensi tikus bisa ditekan sehingga potensi penularan juga bisa berkurang.